Pedagang Ayam Geprek Menjerit, Harga Cabai di Banda Aceh Capai Rp100 ribu perkilo
KOALISI.co - Kenaikan harga cabai membuat sejumlah pedagang makanan menjerit. Salah satunya Rizky (27) yang berjualan 'Ayam Geprek' di Jalan Darussalam, Lamnyong, Kota Banda Aceh.
"Sebagai pedagang yang selalu membutuhkan cabai merah saya merasa (harga cabai) tidak masuk akal, karena kenaikan harganya yang sangat tinggi," kata Rizky saat ditemui KOALISI.co.
Dikeluhkan Rizky, pedagang yang membutuhkan cabai merah merasakan keuntungan menjadi berkurang karena naiknya hargadan berharap harga ini normal kembali.
Baca Juga: BI: Minim Pasokan Penyebab Harga Cabai Melambung Tinggi di Aceh
"Kami tidak mungkin menaikan harga, karena pelanggan kami pasti banyak yang komplain, maka kami berharap harga cabai merah bisa normal kembali," pintanya.
Harga Cabai Merah Rp100 ribu perkilo
Saat ini, harga cabai merah merangkak naik hingga mencapai Rp100 ribu perkilo di sejumlah pasar Kota Banda Aceh pada Kamis 16 Juni 2022.
Seperti pantauan KOALISI.co di Pasar Rukoh, Darussalam, Banda Aceh, sejumlah pedagang mengakui ada kenaikan harga cabai merah dan rempah-rempah lainnya..
Untuk harga cabai ijo curah naik dari Rp35 ribu perkilo menjadi Rp50 ribu perkilo. Kemudian, harga bawang merah merangkak naik dari Rp40 ribu perkilo menjadi Rp50 ribu perkilo.
Salah seorang pedagang rempah-rempah di Pasar Rukoh, Akbar mengungkapkan, kenaikan harga barang ini dipicu karena kurangnya pasokan barang dari padang dan medan.
"Harga cabe merah sangat tinggi dalam bulan ini, tidak hanya cabe merah seperti bawang merah dan cabe ijo juga mengalami kenaikan harga," ujar Akbar saat ditanyai KOALISI.co.
Menurutnya, kenaikan harga barang dikarenakan pasokan yang berkurang yang biasa mereka peroleh dari luar Aceh seperti padang dan Sumatera Utara dan Jawa yang juga kekurangan stock.
"Sudah beberapa hari ini pasokan rempah-rempah terutama cabai sangat menipis, dan belum masuk sehingga harga cabai terus naikan karena langka," tutur Akbar.
Komentar