1. Beranda
  2. News

Aktivis SMNI Kritik Biaya Pendidikan yang Terlalu Mahal di Indonesia

Oleh ,

KOALISI.co - Aktivis Serikat Mahasiswa Nasional Indonesia (SMNI), Furkan menilai biaya biaya pendidikan di Indonesia masih sangat mahal, mulai dari jenjang sekolah dasar, menengah, atas hingga perguruan tinggi. hal ini disebabkan oleh lemahnya pendapatan masyarakat.

"Meski pemerintah sudah melakukan alokasi pembiayaan melalui dana APBN sebanyak 20%, hal tersebut tidak dapat dipungkiri karena inflasi yang tinggi telah menekan daya beli dalam kelompok masyarakat, termasuk dalam pembiayaan pendidikan," kata Furkan, Senin (6/5/2024).

Menurutnya, pendidikan di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting untuk membangun karakter pemberdayaan individu serta menciptakan masyarakat yang lebih maju, pendidikan juga salah satu faktor dalam pembangunan sebuah Negara, melalui pendidikan yang berkualitas sumber daya manusia dapat bersaing di era globalisasi.

Baca Juga: Sebanyak 2.706 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK SNBT di Unimal

"Pemerintah juga telah melakukan upaya regenerasi untuk mengatasi biaya pendidikan yang terlalu mahal melalui beasiswa, tetapi yang menjadi persoalan disini Pemerintah tidak transparan dalam pengelolaan beasiswa sehingga kebanyakan dari masyarakat tidak mengetahui," tutur Mahasiswa Universitas Malikussaleh ini.

Dikatakan Mahasiswa Komuniasi FISIP ini, seharusnya pemerintah harus melakukan tindakan transparansi sebagai bentuk upaya mengurangi beban masyarakat terhadap biaya pendidikan di Indonesia.

"Penyebab pendidikan mahal di Indonesia juga tidak terlepas dari dampak komersialisasi pendidikan, komersialisasi pendidikan dapat ditemukan pada setiap jenjang di Indonesia, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi," ungkapnya.

Baca Juga: Dosen dan Mahasiswa Unimal Menang Sayembara Penulisan Cerita Anak di Kementerian

Diterangkan, praktik komersialisasi sering kali dilakukan untuk meraup keuntungan oleh sekolompok pemegang modal, dampak yang terjadi ketika ada pihak yang melakukan komersialisasi akan merugikan peserta didik dan masyarakat, Biasanya komersialisasi pendidikan bisa berbentuk mahalnya SPP (sumbangan penyelenggaraan pendidikan).

"Pada perguruan tinggi bisa dilihat dari tingginya uang kuliah tunggal khususnya bagi jalur mandiri, ini menunjukkan semakin tinggi biaya pendidikan maka semakin tinggi, untuk itu kita meminta kepada pemerintah bersangkutan untuk melakukan tindakan tegas terhadap pelaku yang melakukan komersialisasi pendidikan," pungkasnya.

Baca Juga