Beginilah Tradisi Unik Puasa Ramadhan di Indonesia
KOALISI.co - Indonesia dikenal sebagai Negara yang memiliki keanekaragaman suku dan budaya. Bukan hanya satu atau dua, tapi sangat banyak. Keberagaman inilah yang membuat kehidupan masyarakat Indonesia begitu kental dengan unsur budaya dan adat. Banyak sekali kearifan lokal dari setiap daerah di Indonesia melahirkan tradisi yang unik.
Tradisi Unik Puasa Ramadhan di Indonesia
Takter kecuali tradisi menyambut bulan suci Ramadan. Berbagai daerah di Indonesia mempunyai tradisi unik dalam menyambut bulan Ramadhan, sebagai Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. tradisi ini sangat meriah dan sudah berlangsung sejak lama. Berikut ini akan kami sampaikan apa saja tradisi unik puasa Ramadhan di Indonesia.
Dugderan
Dugderan merupakan tradisi tahunan warga Kota Semarang untuk menyambut bulan Ramadan.Tradisi ini terdiri dari rangkaian acara dan kirab. Namun yang tidak boleh ketinggalan adalah dua alat pengiring prosesi sacral ini, yaitu gendang dan petasan.
Baca Juga: Intip 6 Amalan Sebelum Puasa
Selain keduanya, ada juga Warak Ngendog yang merupakan perwujudan dari gabungan tiga hewan. Itu juga sekaligus sebagai simbol kerukunan dalam keberagaman etnis di Kota Lumpia. Kepala naga Warak Ngendog melambangkan suku Tionghoa, badan unta melambangkan suku Arab, dan kaki kambing melambangkan suku Jawa.
Megibung
Tradisi Megibung berasal dari Karangasem, Bali.Tradisi ini konon berasal dari kata Gibung yang artinya banyak kegiatan yang dilakukanya itu saling berbagi. Sedangkan Megibung berarti kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang, duduk bersama, berdiskusi, dan berbagi pendapat. Selama Ramadhan, tradisi ini dilakukan setiap sepuluh hari puasa. Biasanya warga makan bersama menggunakan wadah yang sama. Biasanya wadah yang digunakan adalah daun pisang.
Baca Juga: Cara Atasi Bibir Kering saat Berpuasa
Nyadran
Nyadran adalah tradisi membersihkan makam leluhur dan keluarga, melempar bunga, dan puncaknya adalah keselamatan. Tradisi khas Jawa Tengah ini biasanya dilakukan setiap tanggal 10 bulan Rajab atau saat bulan Syakban tiba.
Megengan
Megengan merupakan tradisi yang selalu identik dengan kue apem.Tradisi ini banyak dijumpai di Jawa Tengah dan di Jawa Timur. Banyak yang mengatakan apem ini berasal dari bahasa Arab, yaitu afwan berarti maaf. Maka dari itu, Megengan dijadikan komunitas untuk silaturahmi dengan berbagi kue apem sebagai simbol permohonan maaf sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Balimau
Balimau atau tradisi mandi potang balimau sudah lama ada di masyarakat Langgam, Riau. Cut berarti malam. Oleh karena itu, ritual mandi ini dipercaya turun temurun untuk menyucikan diri menjelang Ramadhan.
Baca Juga: Hukum Mengeluarkan Air Mani di Malam Hari Pada Bulan Puasa
Perwakilan dari masing-masing suku mengibarkan tanggol atau bendera adat sebagai tanda dimulainya tradisi ini. Satu per satu anggota suku kemudian bersalaman dan berpelukan, didahului oleh sesepuh dan ninik mamak. Bukan hanya di Riau saja, tradisi Balimau ini juga ada di berbagai daerah lain misalnya seperti Sumatera Barat dan Jambi.
Gebyar Ki Aji Tunggal
Gebyar Ki Aji Tunggal merupakan tradisi kirab masyarakat Jepara yang dilaksanakan setahun sekali yang bertepatan dengan kegiatan penutupan tahun ajaran dan sekaligus menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Acara yang di kemas dalam karnaval ini menampilkan berbagai macam dan penggambaran realitas kehidupan saat ini.
Gebyar Ki Aji Tunggal merupakan wujud kekompakan dan persatuan warga desa Karangaji Jepara yang diharapkan mampu membuat kehidupan warga selalu aman, tertib dan lancar. Selain bertujuan untuk mensosialisasikan, kegiatan Gebyar Ki Aji Tunggal juga untuk mengingatkan masyarakat agar melakukan persiapan menjelang bulan suci Ramadhan, termasuk menjaga diri dari maksiat dan memperbanyak amal ibadah.