KOALISI.co - Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh menggelar kegiatan temu responden 2022 dengan tema “The World Has Changed” di Auditorium Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Aceh pada Selasa 22 November 2022

Diketahui, kegiatan temu responden ini merupakan agenda tahunan yang ditujukan untuk menjalin satu forum bersama para responden BI selama satu tahun ini.

Adapun undangan yang hadir berasal dari para pelaku usaha dari bermacam-macam sektor di berbagai kabupaten dan kota yang ada di Aceh datang dalam kegiatan ini.

Baca Juga: Ekspor-Impor Meningkat, Bank Indonesia Sosialisasikan Ketentuan LLD di Aceh

Narasumber terkemuka di Indonesia, Helmy Yahya turut diundang dalam acara ini. Kegiatan ini tidak hanya dapat disaksikan secara offline namun juga dapat diakses melalui online melalui Youtube Bank Indonesia Provinsi Aceh.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Aceh, Achris Sarwani dalam sambutan mengatakan, tema “The World Has Changed” dipilih karena sejalan dengan gejolak perekonomian paska pandemi serta ancaman resesi global.

“Data-data dari responden ini sungguh berharga bagi Bank Indonesia untuk memiliki basis yang obyektif dan basis yang riil dalam melakukan asesmen ekonomi,” papar Achris Sarwani.

Baca Juga: Kelompok Bertani Binaan BI Aceh Raih Penghargaan Total Organik MA11 Terbaik Nasional

Kemudian, Helmy Yahya sebagai narasumber menjabarkan mengenai perubahan dunia. Dalam paparannya, Ia menjelaskan bahwa saat ini dunia bergerak sangat dinamis dan terjadi perubahan yang begitu cepat.

Dikatakan, Terdapat tiga sumber disrupsi yaitu pertama generasi milenial, teknologi & digitalisasi, dana ketiga Pandemi Covid-19. Untuk itu, dalam rangka menghadapi disrupsi yang cepat ini kita harus adaptif.

“Kecerdasan adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan” begitu yang disampaikan narasumber mengutip dari kata-kata Stephen Hawking.

Saat ini, sambungnya, model bisnis telah berubah. Petahana-petahana dunia bisnis mulai terdisrupsi dan muncul pemain-pemain baru. Digitalisasi menjadi pemicu perubahan model bisnis dan penggerak proses disrupsi ini adalah generasi milenial.

Generasi milenial dicirikan sebagai generasi yang tech-savy. Untuk dapat bertahan, bisnis-bisnis yang ada harus memanfaatkan teknologi.

“Kita jangan takut dengan resesi, tapi kita harus bersiap,” begitu tuturnya.