HMI Aceh: Oknum TNI AL Yang Bunuh Warga Aceh Harus Dituntut Hukuman Mati

KOALISI.co – Sekretaris Umum Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Aceh, Muhammad Fadli, mendesak agar tersangka pembunuhan agen mobil, Hasfiani (35), dijatuhi hukuman mati.
Karena tersangka, yang merupakan oknum Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) berinisial DI (23), diduga melakukan pembunuhan berencana terhadap korban di Aceh Utara.
"Kami mengecam keras tindakan biadab tersebut. Kami meminta pelaku diberikan hukuman mati, setimpal dengan perbuatannya yang tidak hanya mencuri mobil, tetapi juga menghilangkan nyawa masyarakat sipil," ujar Fadli kepada KOALISI.co, Selasa (18/3/2025).
Baca Juga: Nasir Djamil Desak Hukuman Mati Oknum TNI AL Pembunuh Agen Mobil di Aceh
Fadli menegaskan bahwa hukuman mati telah diatur dalam Pasal 340 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP tentang pembunuhan berencana.
Menurutnya, kasus ini telah direncanakan dengan matang, dimulai dari pelaku yang melihat korban menjual mobil melalui Facebook, hingga melakukan pertemuan, meminta uji coba kendaraan (test drive), lalu berujung pada tindak pidana pembunuhan.
"Dari rangkaian kejadian, sudah sangat layak bagi oknum TNI AL tersebut untuk dijatuhi hukuman mati," tegasnya.
Baca Juga: Oknum TNI AL Penembak Agen Mobil di Aceh Utara Harus Dihukum Mati
Lebih lanjut, Fadli menyoroti dampak sosial yang ditimbulkan akibat tindakan pelaku. Ia menyebut bahwa korban merupakan tulang punggung keluarga yang meninggalkan istri dan anak.
"Seharusnya, oknum TNI AL tersebut menggunakan senjatanya untuk melindungi negara, bukan untuk membunuh rakyat," ujar Fadli.
Jika tidak diberikan hukuman berat kepada pelaku, lanjut Fadli, dikhawatirkan akan ada oknum-oknum lain yang melakukan tindakan serupa di masa depan.
Baca Juga: Motif Pembunuhan Agen Mobil oleh Oknum TNI AL di Aceh Utara Terungkap
Oleh karena itu, Badko HMI Aceh meminta Panglima TNI bersikap tegas dalam kasus ini serta mendesak peradilan militer agar menjatuhkan hukuman mati terhadap pelaku.
"Agar TNI tidak kehilangan kepercayaan publik ke depan, terutama di Aceh, yang memiliki sejarah panjang dengan militer," tutup Fadli.
Komentar