1. Beranda
  2. News

Houthi Yaman Umumkan Gencatan Senjata, Ingin Selesaikan Konflik dengan Arab Saudi

Oleh ,

KOALISI.co - Kelompok Houthi Yaman telah mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari dan membuka kemungkinan menjadikannya secara permanen, jika koalisi pimpinan Saudi mengakhiri operasinya di negara itu.

Pernyataan muncul sehari setelah gelombang serangan pesawat tak berawak dan rudal menghantam sasaran di seluruh Arab Saudi pada Sabtu, 26 Maret 2022. Bombardir tersebut termasuk terhadap pabrik minyak di dekat sirkuit balapan Formula Satu di Jeddah, yang memicu kebakaran besar.

Di sisi lain, pada hari Sabtu, setidaknya tujuh orang dilaporkan tewas dalam serangan udara yang dilakukan oleh koalisi pimpinan Saudi di Sanaa dan Hodeidah, Yaman. Houthi mengatakan serangan oleh koalisi menghantam pembangkit listrik, stasiun pasokan bahan bakar, dan kantor asuransi sosial yang dikelola negara di ibu kota.

“Ini adalah undangan yang tulus dan langkah-langkah praktis untuk membangun kembali kepercayaan dan membawa semua pihak dari arena pembicaraan ke arena tindakan,” kata Pemimpin Politik Houthi, Mahdi al-Mashat, seperti dilansir dari Aljazeera, Minggu, 27 Maret 2022.

Al-Mashat menyatakan, komitmen final untuk damai bisa dicapai jika Saudi mau mengakhiri pengepungan dan menghentikan serangannya di Yaman untuk selamanya. Sejauh ini, pemerintahan Saudi belum memberikan tanggapan.

TV Al-Arabiya milik Saudi melaporkan pada hari Sabtu, koalisi juga memberi Houthi tenggat waktu tiga jam untuk menarik senjata dari bandara Sanaa dan dari dua pelabuhan di Laut Merah.

Peningkatan serangan itu terjadi ketika Dewan Kerjasama Teluk (GCC) berencana menjadi tuan rumah bagi pihak-pihak yang bertikai untuk pembicaraan akhir bulan ini.

Houthi telah menolak ibu kota Saudi, Riyadh, tempat kantor pusat GCC berada, sebagai lokasi pembicaraan. Mereka mengatakan tidak akan melakukan negosiasi di negara musuh.

Intervensi koalisi pimpinan Saudi untuk mendukung pemerintah Yaman sudah memasuki tahun ketujuh, setelah Houthi yang didukung Iran merebut ibu kota Sanaa pada 2014.

Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan jutaan orang menghadapi kelaparan dan penyakit.
Al Jazeera

Baca Juga