Hujan dan Banjir di Lhokseumawe
KOALISI.co - Minggu 6 Oktober 2024, sekitar pukul 20.19 WIB, rintik-rintik air yang jatuh dari langit di Kota Lhokseumawe itu tiba-tiba semakin deras dan awet.
Orang-orang yang tadinya berada di badan jalan, baik yang bersepeda motor maupun sedang menunggu di parkiran, bergegas menepi ke hamparan kaki lima toko di jalan Sukaramai, Kecamatan Banda Sakti.
Kebetulan saya berteduh di depan toko Sejahtera Swalayan, sambil menunggu ibu dari anak laki-laki ku (istri) membeli sejumlah keperluan rumah tangga di toko tersebut.
Baca Juga: Curah Hujan Tinggi, Jalan Lintas Meulaboh – Woyla Terendam Banjir
Tidak berselang lama, sekitar 8 menit kemudian, pemandangan yang sudah biasa pun muncul kembali, yaitu banjir. Di persimpangan tiga, tepatnya di depan toko pakaian Lotus yang sudah terkenal itu, genangan air terlihat setinggi sekitar 30 cm.
Kondisi lalu lintas masih seperti biasa, mobil, becak, dan sepeda motor tetap dapat melintas. Namun, saya memilih untuk berteduh sejenak karena hujan semakin deras.
Jam menunjukkan pukul 21.25 WIB, tetapi hujan masih terus mengguyur. Di teras depan toko Sejahtera Swalayan, orang-orang mulai mencari tempat duduk dengan lapisan plastik dan kardus sambil menunggu hujan reda.
Baca Juga: Pengemis Wanita Punya Emas 20 Mayam dan Uang Rp4 juta Saat Diamankan Satpol PP-WH Lhokseumawe
"Tapreh ile, siatteuk mungken kapirang," kata seorang pria berbadan tegap di depan saya dalam bahasa Aceh, yang berarti "Kita tunggu dulu, mungkin sebentar lagi sudah reda," kata dia kepada seorang wanita yang sedang menggendong anak di sampingnya, yang mungkin adalah istrinya.
Sambil menunggu hujan reda, aroma tidak sedap dari selokan terkadang tercium saat angin berhembus lembut ke arah hidung saya. Satu jam telah berlalu, tetapi hujan masih belum berhenti.
Mengingat malam semakin larut, saya, istri, dan anak kecil kami harus pulang ke Buloh Blang Ara, nama untuk Kecamatan Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara.
Baca Juga: Alih Status IAIN Lhokseumawe ke UIN Sultanah Nahrasiyah Segera Final
Nama Buloh sudah familiar di Lhokseumawe dan Aceh, karena ada salah satu selebgram terkenal di Aceh yang menyematkan nama Buloh dibelakang namanya. Saya tidak sebutkan namanya, cari tau saja sendiri, hehehe.
Pukul 22.08 WIB, kami memutuskan untuk pulang, namun terlebih dahulu membeli mantel. "Kak, rak mantelnya di mana?" tanya saya kepada kasir yang bertugas. "Di sana, Bang," jawabnya sambil menunjukkan arah rak mantel di bagian belakang, sekitar 20 meter dari tempat kami berdiri.
Setelah membeli mantel, kami nekat pulang meskipun hujan belum juga reda dan genangan air di jalanan masih belum surut.
Komentar