1. Beranda
  2. Nasional

Jokowi Kesal Menterinya Masih Doyan Impor Barang; Apa-apaan ini

Oleh ,

KOALISI.co - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengungkapkan kekesalannya lantaran kementerian dan lembaga negara masih doyan impor barang-barang yang digunakan sebagai alat operasional.

Menilik data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Jokowi menemukan pelbagai barang yang semestinya bisa dipenuhi dari dalam negeri malah didatangkan dari luar negeri.

“Coba CCTV beli impor, (padahal) di dalam negeri ada yang bisa produksi. Apa-apaan ini. Dipikir kita bukan negara yang maju buat CCTV saja beli impor,” tutur Jokowi seperti ditayangkan dalam YouTube Sekretariat Presiden saat memberikan arahan dalam acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, Jumat, 25 Maret 2022.

Baca Juga: Intip Presiden Jokowi Menikmati Malam di IKN

Selain masalah CCTV, Jokowi turut menyinggung seragam personel TNI dan Polri yang masih impor. “Lalu seragam dan sepatu tentara dan polisi, beli dari luar. Kita ini produksi di mana-mana bisa. Jangan diterus-teruskan,” kata dia.

Selain TNI dan Polri, Jokowi menyentil tiga kementerian lainnya. Ketiganya adalah Kementerian Kesehatan; Kementerian Pertanian; serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Mantan Wali Kota Solo itu menggeleng-gelengkan kepala dan beberapa kali mengernyitkan dahi melihat data impor yang ia peroleh.

Lantas seperti apa data impor kementerian-kementerian tersebut? Menyisir data dalam situs E-katalog.lkpp.go.id, pemerintah mengeluarkan belanja untuk barang-barang impor dengan nilai mencapai triliunan pada 2021.

Impor fasilitas kesehatan, misalnya, menembus Rp 13.649.605.110.286. Ini lebih besar dari belanja produk dalam negeri yang sebesar Rp 5.795.388.633.129.

Kemudian Kementerian Kesehatan juga mengimpor obat sektoral dengan total Rp 559.721.242. Sementara itu produk yang dipenuhi dari pasar lokal sebesar Rp 842.789.730.

Di sektor pertanian, Kementerian Pertanian tercatat mendatangkan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari luar negeri dengan nilai Rp 520.337.279.431. Alsintan yang didatangkan dari industri lokal adalah Rp 990.475.754.505.

Kemudian, pemerintah mengimpor sarana budi daya peternakan dan kesehatan hewan dengan nilai Rp Rp 7.433.058.850 serta pestisida dan pupuk Rp 4.062.441.000. Untuk alat berat pekerjaan operasi dan pemeliharaan bidang sumber daya air, pemerintah melakukan impor dengan total Rp 117.820.576.000.

Di sektor pendidikan, impor barang pemerintah juga menunjukkan angka yang tinggi. Impor peralatan pendidikan dengan tercatat dengan nilai transaksi Rp 295.001.357.452. Ada juga impor peralatan pendidikan sektoral sebesar Rp 10.878.730.000.

Tak hanya itu, pemerintah bahkan mengimpor blangko KTP elektronik senilai Rp 108.891.871.000. Kemudian, ada juga impor peralatan elektronik perkantoran dan peralatan pendukungnya sebesar Rp 3.539.519.018.398.

Baca Juga