1. Beranda
  2. Foliopini

Kolaborasi Digital, Kunci Kesuksesan pada Era Post-Truth

Oleh ,
Saat ini, kita tengah memasuki era post-truth, dimana afirmasi (pengakuan) kebenaran atas suatu hal lebih penting ketimbang verifikasi terhadap kebenaran tersebut, dan informasi yang mendukung keyakinan seseorang akan lebih dipercaya daripada penjelasan seorang pakar.
Fenomena ini semakin diperparah dengan hadirnya kecerdasan buatan (AI), yang dapat memanipulasi suatu isu yang belum tentu terang duduk perkaranya. Dampak buruk dari fenomena ini jelas memunculkan bias informasi, seperti hoaks dan ujaran kebencian (hate speech), yang secara terstruktur, sistematis dan masif dapat menimbulkan polarisasi ataupun disintegrasi (perpecahan) dalam masyarakat kita yang terkenal heterogen dan multikultural.
Data memang menunjukkan, bahwa selama berlangsungnya Pilkada Tahun 2024 lalu, sedikitnya 122 konten hoaks dan hate speech telah dihapus (takedown) oleh Kominfo RI (sekarang Komdigi), sementara 15 konten lainnya dalam proses pengkajian, serta 4 laporan terkait pelanggaran pemberitaan telah diteruskan ke Dewan Pers.
Bawaslu pun menyebutkan dari total 397 laporan yang diterima, pelanggaran konten paling banyak terjadi di media sosial, terutama TikTok sebanyak 70,2% (http://cimahikota.bawaslu.go.id/berita/bawaslu-ri-tangani-397-laporan-pelanggaran-konten-siber-pada-pilkada-2024-74-persen-ujaran).
Oleh karena itu, mendukung jurnalisme berkualitas, salah satunya melalui platform portal berita merupakan langkah mutlak dalam rangka menghadapi era post-truth. Selain dengan cara membangun sikap kritis masyarakat ketika mengonsumsi informasi di media, khususnya media sosial.
Artinya literasi (melek/sadar) media tidak hanya bisa dilakukan pada sektor hilir, melainkan juga pada sektor hulunya. Maka daripada itu, sebagai akademisi muda sekaligus kolega kerja Abangda Muhammad Irfan, tampaknya saya juga perlu mengucapkan “Selamat Milad kepada Koalisi.co yang ke-3!”, karena bagaimana pun saya takjub dengan dedikasi, pengorbanan dan semangat kerja Abangda Irfan serta rakan-rakan redaksi dalam memastikan berita yang disampaikan bebas hoaks dan hate speech, sebagaimana diamanahkan dalam Pasal 4 KEJ (Kode Etik Jurnalistik), yang berbunyi: “Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis dan cabul”.
Hal ini dibuktikannya dengan cara mengikuti sertifikasi kewartawanan dan berhasil meraih peringkat Wartawan Muda; berhasil menjadikan Koalisi.co sebagai Anggota Jaringan Media Siber Indonesia per 16 Desember 2024; serta Koalisi.co telah memiliki SK Kemenkumham RI Nomor AHU-0002642.AH.01.01 pada tahun 2022 silam.
Menurut hemat saya sebagai peneliti, hal ini merupakan wujud konkret kesungguhan CEO dan tim dalam meningkatkan profesionalisme kerja newsroom, dan menjaga kepercayaan masyarakat (public trust) dengan menyajikan pemberitaan lokal yang kredibel. Tentu perjuangan media yang masih belia ini tidak mudah, sebab ketatnya persaingan antar media online, gempuran pemberitaan click bait, bombastis, dan sensual, serta penuh darah demi mengejar traffic semata.
Lantas, bila putri kecil saya Qanita Putri Kailia telah memahami pentingnya berperilaku baik dan bersikap sopan kepada teman dan lingkungannya pada umur 3 tahun, maka Koalisi.co berhasil mengajarkan kita secara filosofis, bahwa “tugas media tidak hanya memastikan pemenuhan hak masyarakat untuk tahu, melainkan juga memastikan hak masyarakat untuk tahu yang haq (benar)”.
Bahwa kompetensi wartawannya bukan hanya kemampuan mereka dalam menulis berita, melakukan wawancara dan menguasai teknik fotografi saja, melainkan juga yang terpenting menjunjung tinggi prinsip-prinsip dasar jurnalistik sebagaimana yang tertuang dalam 11 Pasal KEJ.
Adapun saran yang dapat saya berikan dalam rangka perbaikan Koalisi.co ke depan, yaitu tetap menyampaikan pemberitaan yang terkurasi (terverifikasi), sehingga dapat menjadi antitesa dari portal berita ‘abal-abal’ yang sering menyajikan berita palsu dan misinformasi. Hanya dengan menjaga kredibilitas informasi, maka kepercayaan publik akan kembali.
Selain itu, Koalisi.co juga perlu menjawab tantangan zaman dengan pemanfaatan teknologi baru, seperti: AI, personalisasi konten, dan hadir dalam format visual. Saran ini sesuai dengan hasil survei IDN Media yang mengungkap, bahwa 75% Gen-Z (kelahiran tahun 1997 s.d 2012) di Indonesia memang lebih menyukai konten berbasis video di media sosial (https://goodstats.id/article/konten-video-jadi-tipe-konten-favorit-gen-z-indonesia-dalam-menikmati-media-sosial-bgl9m).
Wal akhir, “Selamat ulang tahun yang ke-3 untuk Koalisi.co”, semoga terus menjadi portal berita lokal yang menginspirasi media siber lainnya. Mari bersama membangun ekosisitem digital yang lebih baik, tentu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa! Kolaborasi Digital, Kunci Kesuksesan!

Baca Juga