Maraknya Bursa Calon Wali Kota berasal dari luar Kota Lhokseumawe, Ini Kata Akademisi Unimal
KOALISI.co - Pasca Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Pilpres 2024, satu hajatan pesta demokrasi akan kembali digelar yakni Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada Bulan November mendatang. Di Kota Lhokseumawe, bursa calon berpeluang maju memperebutkan kursi Wali Kota pun semakin ramai.
Namun, aura perpolitikan di Kota Lhokseumawe kian berubah. Sebab beberapa bursa calon yang muncul adalah sosok berasal dari luar Kota Lhokseumawe. Seperti, Sayuti Abubakar, dr. Purnama Setia Budi, dan Saiful Bahri Pon Yaya. Ketiganya digadang-gadang bakal maju sebagai Wali Kota Lhokseumawe periode 2024-2029.
Akademisi Universitas Malikussaleh (Unimal), Teuku Kemal Fasya, mengatakan maraknya bursa calon Wali Kota Lhokseumawe berasal dari luar menunjukkan bahwa Kota Lhokseumawe sudah mulai berkembang menjadi kota urban yang sehat.
Baca Juga: Bursa Calon Gubernur Aceh di Pilkada 2024
"Kesadaran warga untuk tidak mengungkit masalah asal-usul siapa yang ingin jadi pemimpin di daerahnya, tapi memilih sosok yang visioner yang bisa memajukan Kota Lhokseumawe," kata Teuku Kemal Fasya kepada KOALISI.co, pada Rabu (17/4/2024).
Dikatakan Dosen Antropologi ini, alasan pragmatisnya adalah Pilkada untuk tingkat kota di Aceh, seperti Lhokseumawe dan Langsa jauh lebih murah dibandingkan naik menjadi Bupati di Aceh Utara, Bireuen, dan Aceh Timur.
"Faktor warga yang menjadi pemilih rasional dan bukan demagogis juga pilihan kenapa tokoh yang ada di Kabupaten Aceh Utara dan Bireuen memilih Kota Lhokseumawe," ungkapnya.
Baca Juga: 5 Top DPRA Peraih Suara Tertinggi, Didominasi Partai Aceh
Saat ini, sambungnya, tingkat kesadaran masyarakat di Kota Lhokseumawe untuk meminimalisasi konflik atas dasar beda kepentingan politik di Lhokseumawe sangatlah tinggi. Kedewasaan ini yang menjadi penyebab tokoh merasa nyaman bertarung di Lhokseumawe tanpa sentimen kedaerahan.
"Bisa dipastikan calon Wali Kota akan merasa lebih nyaman bertarung di Kota Lhokseumawe, dibandingkan di Bireuen atau Aceh Utara. Disamping ongkos politik juga jauh lebih murah," tutup Teuku Kemal Fasya.
Komentar