Masyarakat DAS Pausangan Aceh Tuntut Solusi Konflik Gajah Manusia
KOALISI.co - Masyarakat di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pausangan, Aceh Tengah dan Bener Meriah, menuntut solusi atas konflik gajah manusia yang telah berlangsung selama 13 tahun.
Reje Gampong Negeri Antara, Bener Meriah, Rizkan mengatakan, awalnya, 90 persen masyarakat disana adalah petani.
“Namun sejak 13 tahun konflik gajah manusia, masyarakat yang menjadi petani menjadi 10 persen dan itupun bertani di perkarangan rumah," kata Rizkan saat konferensi pers di kantor Walhi Aceh, Kamis (30/11/2023).
Baca Juga: WALHI Aceh Tegas Tolak Tambang Emas PT. LMR di Aceh Tengah
Dijelaskan, hal tersebut terjadi karena, kawanan gajah yang sudah mendiami lokasi perkebunan masyarakat, sehingga masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
"Bukan hanya petani, anak-anak juga tidak bisa bersekolah, karena gajah juga ada di sekolah SD, SMP, dan SMA. Sehingga kejadian itu membahayakan anak-anak untuk bersekolah," ujar Rizkan.
Sehingga, akibat kejadian tersebut masyarakat merasa kesulitan dalam mencari nafkah dan menjalankan pendidikan.
Baca Juga: Gajah dan Kehidupan Bumi
“Sehingga kita mengusulkan kepada pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk memindahkan salah satu gajah ke Banda Aceh untuk dilatih agar bisa mengiring gajah-gajah yang lain keluar dari pemukiman warga,” jelasnya.
Rizkan menyebutkan bahwa persoalan konflik antara manusia dengan satwa ini sudah sangat sering dilakukan dengan BKSDA. Namun sampai saat ini masih belum ada solusinya.
“Sehingga, jika masalah ini masih belum ada solusinya, akan ada puncak kedua yaitu datang ke Banda Aceh lebih ramai lagi sampai masalah masyarakat di Daerah DAS ada solusinya,” pungkas Rizkan.
Komentar