Puluhan Warga Kuala Protes ke Kantor Camat Blang Mangat Lhokseumawe
KOALISI.co – Puluhan warga Desa Kuala, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe mendatangi Kantor Camat setempat untuk protes terkait program di desa mereka yang dinilai tidak tepat sasaran, pada Rabu (3/1/2024) pagi.
Pantauan di lokasi, kedatangan puluhan warga itu diterima langsung oleh Muspika, diantaranya, Camat, Kapolsek dan Danramil Kecamatan Blang Mangat.
Perwakilan warga Desa Kuala, Azhari mengatakan, kedatangan pihaknya ke kantor camat untuk menyampaikan terkait program ketahanan pangan di Desa Kuala yang dinilai tidak tepat sasaran.
“Program ketahanan pangan di Desa Kuala yang menghabiskan anggaran sekitar Rp120 juta tersebut dinilai tidak layak dan tepat sasaran,” kata Azhari saat dijumpai KOALISI.co.
Baca Juga: Didemo Ribuan Mahasiswa, DPRA Akhirnya Setuju Tolak Imigran Rohingya
Dikatakan Azhari, untuk program ketahanan pangan, pihak pemerintah desa membagikan lima batang pohon kepada setiap kepala keluarga.
“Namun, hal tersebut tidak menjadi kebutuhan warga saat ini, sehingga warga tidak mau menerimanya,” ujar Azhari.
Lebih lanjut Azhari menjelaskan, setelah pohon tersebut dibagikan, kemudian warga yang tidak terima mengembalikan lagi pohon itu ke rumah Geuchik dan Meunasah setempat.
Baca Juga: Besok, Ribuan Mahasiswa Demo Tolak Imigran Rohingya di Kantor DPRA
“Setelah terjadi polemik, aparatur Desa Kuala malah tidak mau mengubris protes warga yang menembalikan pohon berupa 3 batang jambu dan 2 batang pohon mangga itu,” jelasnya.
Sehingga, lanjut Azhari, warga sepakat untuk menyampaikan persoalan tersebut kepada pihak kecamatan, karena dianggap sebagai pihak yang mampu memberikan solusi terhadap masalah itu.
“Alasan kita tidak menerima pohon tersebut karena banyak warga tidak memiliki lahan untuk menanaminya. Dan kami menilai program ketahanan pangan tersebut tidak produktif,” lanjutnya.
Baca Juga: Protes Rancangan Qanun Penyiaran, Radio di Aceh Ancam Mogok Siaran
Selain itu, pihaknya juga memprotes terkait kinerja Ketua Tuha Peut Desa Kuala yang dinilai tidak terbuka dan diduga bersikongkol dengan Geuchik untuk melaksanakan program tersebut.
“Sebab, semua anggota tuha peut Desa Kuala mengaku di depan warga di kantor camat, bahwa mereka tidak mengetahui program tersebut untuk dilaksanakan,” tutur Azhari.
Sehingga, warga juga meminta agar tuha peut mengundurkan diri dari jabatnya karena dinilai tidak efektif dan tidak berfungsi sebagai penerima aspirasi masyarakat.
Baca Juga: Mahasiswa dan Pemuda Demo Tolak Rohingya di Banda Aceh
“Kami warga berharap agar tuha peut mundur satu langkah dan rela mundur dari jabatannya demi ketentraman warga Desa Kuala,” tukas Azhari.