Rektor UTU: Pengungsi Rohingya di Aceh Harus Ada Batas Waktu
KOALISI.co - Rektor Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Prof. Ishak Hasan, menilai keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh harus ada batas waktunya.
Prof. Ishak mengatakan, hal ini dilakukan agar masyarakat juga ingin kepastian dari pemerintah tentang penempatan Rohingya yang sudah mencapai 1.684 orang.
"Perlakukan mereka secara humanis, dan nilai-nilai universal dan tidak anarkis," kata Prof. Ishak Hasan, Senin (1/1/2024).
Baca Juga: Warga Amankan Sembilan Imigran Rohingya Berkeliaran di Aceh Utara
Dikatakan Prof. Ishak, masyarakat Aceh tidak perlu diajarkan lagi tentang tolong menolong dan perilaku kemanusiaan sudah teruji.
"Jadi Aceh sudah lama menolong etnis Rohingya yang terdampar di Aceh," ujar Prof. Ishak.
Prof. Ishak menjelaskan, pada tahun 2013 ketika massa dari Etnis Rohingya yang di tempatkan di Ladong Rumah Singgah milik Dinas Sosial Aceh, pihaknya turut membantu dan turun ke lokasi langsung.
Baca Juga: Didemo Ribuan Mahasiswa, DPRA Akhirnya Setuju Tolak Imigran Rohingya
"Waktu itu saya Wadek II Bidang Administrasi dan Keuangan pada Fakultas FISIP USK langsung ke lokasi bersama etnis Rohinya, tahun 2013," jelasnya.
Prof. Ishak menilai, untuk penanganan etnis Rohingya di Aceh belum waktunya dengan tingkatkan kesejahteraan rendah dan kemiskinan tinggi.
"Kita masih tergolong orang miskin," ujar Rektor.
Baca dihalaman selanjutnya>>>