Alih Status IAIN Lhokseumawe ke UIN Sultanah Nahrasiyah Segera Final
KOALISI.co - Pengalihan status Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultanah Nahrasiyah diperkirakan akan segera final pada bulan Oktober 2024.
Rektor IAIN Lhokseumawe, Prof. Dr. Danial mengatakan, saat ini proses alih status tersebut sudah sampai ke Kementerian Sekretaris Negara (Kemensesneg).
“Kita cek minggu lalu sudah di Sesneg dan dalam proses drafting Peraturan Presiden (Perpres),” kata Prof. Danial kepada awak media pada acara sapa pers di Op Room, Lantai 2 Biro Rektorat IAIN Lhokseumawe, Senin (30/9/2024).
Baca Juga: Ramazana Pimpin IKA Bimbingan Konseling Islam IAIN Lhokseumawe
Dijelaskan Prof. Danial, awalnya Perpres tersebut ingin dibuat secara kolektif untuk 11 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), namun akhirnya diterbitkan secara terpisah untuk masing-masing PTKIN.
“Setelah para rektor berdiskusi dengan Mensesneg, Perpres tersebut dibuat masing-masing, setiap kampus memiliki satu Perpres,” ujar Prof. Danial.
Prof. Danial berharap Perpres tersebut dapat diselesaikan sebelum masa jabatan presiden dan kabinet saat ini berakhir.
Baca Juga: IAIN Langsa Gratiskan UKT Mahasiswa Hafal Qur’an
“Mudah-mudahan bisa clear pada bulan Oktober, sebelum masa jabatan presiden dan kabinet berakhir,” harapnya.
Lebih lanjut, Rektor yang kedua memimpin IAIN Lhokseumawe tersebut menyebutkan bahwa syarat untuk peralihan status sudah terpenuhi dan telah diasesmen oleh Kementerian Agama.
“Syaratnya banyak, misalnya minimal harus ada 3 fakultas, kami sudah memiliki 4 fakultas. Lahan minimal 10 hektare, kami memiliki 32 hektare. Program pascasarjana minimal 4 Prodi kami sudah memiliki 6, dan lain-lain,” sebut Rektor.
Baca Juga: IAIN Lhokseumawe Kirim 23 Mahasiswa ke PKM III Se-Sumatera di UIN Jambi
Prof. Danial juga menjelaskan bahwa nama UIN Sultanah Nahrasiyah diambil dari kajian mendalam bersama para ahli sejarah, yang mengungkapkan bahwa Sultanah Nahrasiyah adalah tokoh perempuan penting dan patut diabadikan.
“Kami ingin memperkenalkan tokoh perempuan seperti Ratu Nahrasiyah yang berperan penting dalam pengendalian ekonomi Asia Tenggara dan juga merupakan ratu pertama di Asia Tenggara,” jelas alumni doktor (S3) Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
Sebelumnya, lanjut Prof. Danial, sempat muncul beberapa nama lain seperti Sultan Muhammad Malikul Zahir, anak dari Sultan Malikul Saleh, dan Sultanah Danir, ratu setelah Sultanah Nahrasiyah.
Baca Juga: Mahasiswa UIN Ar-Raniry Raih Medali Emas Cabang Debat Bahasa Arab di PKM Jambi
“Namun setelah dikaji, kami memilih nama UIN Sultanah Nahrasiyah,” pungkas Prof. Danial, yang dinobatkan sebagai guru besar pertama di bidang ilmu hukum Islam di kampus bertajuk “Kampus Peradaban.”
Komentar