Cara Menerapkan Gaya Hidup Stoikisme Untuk Anda

Stoikisme
Ilustrasi [pixabay]

KOALISI.co - Pernahkah Anda merasa sangat gelisah atau marah tentang sesuatu yang tidak terjadi dan di luar kendali? Jika hal-hal ini selalu terngiang di kepala Anda, mungkin Anda bisa mengadopsi gaya hidup Stoikismee. Sebelumnya kita sempat sedikit membahas tentang pengertian gaya hidup Stoikisme agar kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali kita.

Dengan lebih fokus pada pengendalian diri, hidup akan terasa lebih tenang, karena Anda tidak perlu lagi mengkhawatirkan banyak hal lainnya. Nah, berikut ini beberapa cara menerapkan gaya hidup Stoikisme untuk Anda!

Cara Menerapkan Gaya Hidup Stoikisme

Sadari Banyak Hal Terjadi Di Luar Kendali Kita

Sebelum melangkah lebih jauh, Anda perlu menyadari terlebih dahulu bahwa banyak hal dalam hidup terjadi yang tidak dapat kita kendalikan. Mulai dari cuaca, kondisi fisik, hingga pemikiran dan keputusan orang lain. Hal-hal tersebut seringkali tidak sesuai dengan harapan, sehingga menimbulkan kekecewaan. Alih-alih marah dengan keadaan, jika Anda menyadarinya, Anda akan lebih ikhlas dan fokus pada apa yang bisa dilakukan.

Baca Juga: Mengenal Lifestyle Minimalis dan Cara Menerapkannya Dalam Kehidupan

Itulah yang dilakukan kaum Stoa. Mereka mengenali kebenaran dan lebih memilih untuk fokus pada apa yang bisa dilakukan. Seorang filsuf, Epictetus, terlahir sebagai budak dan lumpuh secara permanen. Dia menyadari bahwa itu di luar kendalinya, jadi dia lebih fokus pada pendapat dan keinginannya untuk mencapai kedamaian dalam hidup.

Coba Lebih Banyak Mendengarkan

Memiliki kesempatan untuk berbicara memang menyenangkan, namun harus sesuai dengan kebutuhan dan situasi. Beberapa dari kita dengan mudah menilai pilihan orang lain karena kita enggan untuk benar-benar mendengarkan. Ketika teman Anda sedang berbicara, Anda mungkin lebih fokus pada apa yang Anda katakan. Pada akhirnya, Andalah yang berbicara lebih banyak.

Filsuf Stoic Zeno pernah berkata, "lebih baik tersandung dengan kaki daripada dengan mulut". Prinsip ini dipegang erat oleh kaum Stoa sebagai cara untuk menemukan kedamaian. Dengan lebih banyak mendengarkan, Anda dapat lebih memahami pilihan orang lain. Jika seseorang memiliki pendapat yang berbeda, Anda juga tidak perlu khawatir.

Baca Juga: Cara Mudah Menerapkan Healthy Lifestyle atau Hidup Sehat yang Benar

Jangan Mudah Terdistraksi, Coba Tenangkan Pikiran

Meskipun kita telah mencoba untuk fokus pada apa yang berada dalam kendali kita, terkadang hari-hari yang buruk membuat kita lengah untuk melepaskan kendali emosi yang berlebihan. Nah, jika itu masalahnya, Anda harus mencoba cara lain untuk menenangkan pikiran Anda.

Epictetus pernah berkata, "dimulai dengan hal-hal yang tidak berharga, sedikit minyak yang tumpah, sedikit anggur yang dicuri, ulangi pada diri sendiri: 'dengan harga yang begitu rendah saya membeli kedamaian dan ketenangan pikiran'."

Dia mencoba mengatakan bahwa dalam hidup Anda pasti akan menghadapi banyak kemalangan yang memancing emosi. Agar tidak mudah teralihkan, setiap kali Anda merasa terpancing emosi, ingatlah bahwa ada pilihan lain untuk menenangkan diri dan menghadapi kegagalan atau kemalangan ini satu per satu. Mungkin melampiaskan emosi memang melegakan, namun Anda tetap perlu mengontrolnya agar tidak menjadi bumerang dan menjauhkan Anda dari ketenangan pikiran.

Baca Juga: Apa Itu Zero Waste Lifestyle dan Bagaimana Cara Memulainya

Tuangkan Pikiran Ke Dalam Tulisan

Mungkin terdengar klise, tapi menulis memudahkan kita untuk introspeksi diri. Dari kalimat ke kalimat, Anda bisa menyadari sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya. Meskipun kita sudah berusaha lebih untuk mendengarkan, terkadang di lubuk hati yang paling dalam kita masih memiliki tanda tanya besar tentang adanya perbedaan pemikiran orang lain.

Jika ditulis, Anda akan memiliki waktu lebih lama untuk memahami pilihan orang lain. Anda juga dapat lebih memahami mengapa Anda memiliki pilihan yang berbeda. Tidak hanya itu, bagi Stoa menulis juga merupakan latihan yang mudah untuk menerapkan mindfulness dan syukur.

Komentar

Loading...