Aceh dan Politik Kaum Millenial

Martha Beruh mahasiswa Magister Administrasi Publik, Universitas Malikussaleh (Unimal)

Oleh: Martha Beruh

Mahasiswa Magister Administrasi Publik, Universitas Malikussaleh (Unimal)

Ketika Berbicara Aceh sangat menarik untuk di Perbincangkan, Mengapa tidak ? Daerah ini di kenal dengan Sebutan serambi Mekah, namun bukan itu saja, Daerah ini juga di juluki sebagai daerah Otonomi Khusus dan Istimewa Berbeda dengan Provinsi lain yang ada di Indonesia, Daerah ini bahkan memiliki Undang-Undang sendiri untuk mengurus Pemerintahnya di kenal dengan UUPA Undang-Undang Pemerintah Aceh, Bahkan masih banyak lagi Keunikan daerah ini untuk di Perbincangkan.

Namun, kesempatan yang elok ini lebih menarik sedikit Memperbincangkan Aceh dari sekian Problem, dan Pemilu Hingga Peran Politik Kaum Millenial 2024.

Kondisi Ekonomi, Politik, Hukum, Syar'i at Islam, Keamanan, Lingkungan hidup, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dari sekian Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia ini merupakan sekian Problem dan Sekian Alternatif bagi Aceh.

Kondisi Ekonomi Aceh hingga dunia mengalami Resesi Akibat Pandemi dan dinamika ekonomi internasional, Aceh jauh-jauh dari itu sudah berada pada Fase Resesi hingga kini masih di nobatkan sebagai Provinsi Termiskin di Sumatra.

Dari sekian banyak Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang dimiliki Aceh saat ini harus nya sudah bisa menjadi Solusi terhadap Problem yang sedang di hadapi Aceh terutama di Sektor Ekonomi. "Siapa Bilang Aceh Tidak memiliki Sumber Daya Alam dan Siapa Bilang Aceh Tidak memiliki Sumber Daya Manusia" semua itu di miliki Aceh.

Aceh memiliki Lahan Pertanian yang begitu luas dan lautan yang juga tidak kalah luas, Bahkan Migas, Emas dan lain-lainnya. Aceh memiliki Sumber Daya Manusia yang begitu melimpah yang di lahirkan dari beberapa kampus sebagai pencetak SDM yang ada di Aceh. Bukankah Sumber Daya Alam sudah cukup dengan adanya Sumber Daya Manusia. Lalu kenapa Aceh belum bisa bangkit dari masalah klasik yang di hadapi saat ini.

Lalu adakah sudut pandang yang berbeda dalam melihat Problem ini, jelas merupakan Cara berfikir Politik kita yang kurang sehat sehingga berdampak buruk terhadap kemajuan yang kita idamkan. Berkelanjutan soal itu, selama ini dari sektor Implementasi Kebijakan Pemerintahan kita sudah tidak lagi terkonsen pada kepentingan Masyarakat kelas menengah ke bawah namun terlalu konsen pada kepentingan Kelompok Tertentu.

Lalu apa yang kita inginkan? Jelas perubahan cara berfikir Politik yang harus di ubah, dari politik kemunduran menuju politik kemajuan, karena pada hakikatnya harapan dari hasil terselenggara Pemilu adalah dapat melahirkan ide-ide kemajuan. Momentum 2024 harus di jadikan sebagai politik subtansi dari sekian Problem dan alternatif untuk kemajuan Aceh.

Kaum Millenial merupakan aset terbesar yang dimiliki Aceh saat ini, kemajuan Aceh kedepan di tentukan dengan kemampuan dan Sumber Daya yang dimiliki anak mudanya saat ini, jika pendidikan politik anak mudanya berada dibawah maka dapat di pastikan menjadi ancaman dalam kemajuan Aceh di masa yang akan datang, namun dengan sebaliknya jika pendidikan politik anak mudanya baik maka akan menjadi solusi kemajuan bagi Aceh kedepan.

Maka untuk itu Peran millenial dalam kanca Politik elektoral 2024 harus di tentukan, anak muda harus tampil dan berani mengambil sikap politik yang jelas untuk menjadi solusi setiap problem yang di hadapi Aceh saat ini.

Anak muda harus terjun ke politik dan memberanikan diri sebagai peserta pemilu baik Legislatif dan Eksekutif, di momentum Politik 2024 anak muda harus tampil dengan membawa ide-ide kemajuan.

Komentar

Loading...