Invasi Rusia ke Ukraina

Amerika dan NATO Kirim Bantuan Militer ke Ukraina, Presiden Putin Ingatkan Konsekuensi

Amerika dan NATO Kirim Militer ke Ukraina, Presiden Putih Sudah Ingatkan Konsekuensi
Sebuah pengangkut personel lapis baja terlihat selama latihan taktis, yang dilakukan oleh Garda Nasional Ukraina, Angkatan Bersenjata, unit operasi khusus dan mensimulasikan situasi krisis di pemukiman perkotaan, di kota ditinggalkan Pripyat dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl, Ukraina Februari 4, 2022. REUTERS/Gleb Garanich

KOALISI.co - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengatakan, pada Jumat dini hari bahwa 137 personel militer dan warga sipil tewas dalam Invansi yang dilakukan Rusia, dan ratusan lainnya terluka.

Dikutip dari Reuters, Amerika Serikat dan anggota NATO lain telah mengirim bantuan militer ke Ukraina tetapi tidak ada langkah untuk mengirim pasukan untuk berperang karena takut akan memicu konflik Eropa yang lebih luas.

Walaupun sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin pada pidato tak terduga di televisi nasional yang mengancam soal konsekuensi berat bagi negara-negara yang berupaya mengintervensi konflik Rusia dengan Ukraina.

Baca Juga: Rusia Kuasai Gudang Bekas Nuklir di Ukraina, Presiden Zelenskiy Janji Tetap Tinggal di Kyiv

Kuleba mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata untuk melanjutkan pertempuran jumlah tank, kendaraan lapis baja, pesawat terbang, helikopter yang dilemparkan Rusia ke Ukraina tidak terbayangkan..

"Sekitar 90 km (60 mil) utara Kyiv, Chernobyl telah diambil alih oleh angkatan bersenjata tanpa mengidentifikasi tanda yang melucuti senjata unit militer Ukraina yang menjaga stasiun," kata regulator nuklir negara Ukraina.

Regulator mengatakan tidak ada korban, tidak ada yang hancur dan tingkat radiasi tidak berubah. Ini memberi tahu Badan Energi Atom Internasional bahwa mereka telah kehilangan kendali atas pembangkit itu.

Dengan pertempuran sengit yang dilaporkan di berbagai bidang, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan memberikan suara pada hari Jumat pada rancangan resolusi yang akan mengutuk invasi Rusia dan membutuhkan penarikan segera Moskow.

Namun, Moskow dapat memveto tindakan tersebut, dan tidak jelas bagaimana China akan memilih.Invasi tersebut telah menarik protes di Amerika Serikat, Eropa dan di dalam Rusia sendiri, di mana pihak berwenang menahan ratusan demonstran yang turun ke jalan pada hari Kamis.

Dmitry Muratov, editor surat kabar Rusia yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2021, mengatakan kepada BBC dalam sebuah wawancara bahwa 24 Februari, hari invasi, akan jatuh sebagai hari "masa depan Rusia direnggut darinya".

"Rakyat Rusia kami yang cinta damai sekarang akan merasakan kebencian dunia karena kami memulai perang dunia ketiga di pusat Eropa," terangnya.

Komentar

Loading...