1. Beranda
  2. News

Dosen STIE Lhokseumawe Latih Masyarakat Olah Sampah Rumah Tangga Jadi Kompos dan Eco Enzym

Oleh ,

KOALISI.co - Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Kota Lhokseumawe melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, pada Sabtu (1/9/2023).

Pengabdian tersebut mengusul tema 'Upaya pengelolaan sampah berbasis 4R demi peningkatan ekonomi Masyarakat dan lingkungan di Kota Lhokseumawe'. Tim pelaksana kegiatan tersebut terdiri dari M. Lutfi Al Fahmi, Shalawati, dan Mulia Andirfa.

Dalam paparannya tim pelaksana menyampaikan setiap harinya volume sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga terus meningkat, hal tersebut disebabkan populasi masyarakat sebagai produsen sampah yang juga terus bertambah setiap tahunnya.

Baca Juga: Riset Potensi Desa, Mahasiswa KKN STIE Lhokseumawe Olah Batok Kelapa Jadi Briket Arang

Menurutnya, bertambahnya volume sampah tanpa dibarengi oleh pemahaman yang cukup dan kesadaran yang baik dalam pengelolaan sampahnya menjadi persoalan di tengah-tengah masyarakat.

“Sampah jika dikelola dengan baik akan memberikan nilai ekonomi masyarakat, sehingga perbaikan cara pandang melihat sampah perlu diperbaiki, nantinya masyarakat akan melihat sampah sebagai bahan baku yang bernilai ekonomi, dengan demikian persoalan sampah akan terkurangi karena akan banyak masyarakat yang mulai mengolah Kembali sampah yang mereka produksi," kata M Luthfi.

Kegiatan yang dihadiri oleh unsur Masyarakat dari kalangan ibu rumah tangga dan pemuda tersebut ikut mengundang Saifullah sebagai Koordinator Bank Sampah Meutuah Sawang yang membantu memberikan pemahaman teknis kepada masyarakat yang ikut menjadi peserta.

Baca Juga: Bank Aceh dan Unmuha Tingkatkan Kerjasama Layanan Transaksi Keuangan

Pada sesi pelatihan teknis dalam pembuatan pupuk kompos organik Saifullah menjelaskan bahwa pembuatan pupuk kompos sebenarnya tidak sulit dan tidak memerlukan lahan yang begitu luas, hanya cukup mengumpulkan sampah-sampah organik yang telah kering seperti dedaunan dan sampah rumah tangga seperti sisa makanan yang tak terpakai untuk kemudian ditumpuk diatas tanah dan ditutup dengan terpal plastik dan didiamkan selama 1-3 bulan hingga sampah-sampah tadi benar-benar terurai.

“Pembuatan pupuk kompos sangat sederhana, masyarakat hanya perlu memahami tahapan pembuatannya saja. Bahan baku daun kering dan sisa makanan yang tak terpakai merupakan bahan baku yang kerap dijumpai di dalam keseharian Masyarakat, karenanya amat sangat disayangkan kalau tidak dimaksimalkan”, ujar Saifullah.

Dalam kegiatan tersebut masyarakat juga diberi pelatihan berkenaan cara pembuatan eco enzyme, sedikit berbeda dengan cara pembuatan kompos, eco enzyme membutuhkan bahan baku berupa buah-buahan yang tak terpakai atau sisa, gula aren dan air sesuai takaran.

Baca Juga: Rektor Unimal Bangkitkan Semangat Ribuan Mahasiswa Baru

Proses pembuatannya setelah semua bahan tercampur juga cukup mendiamkannya dalam wadah yang tertutup sampai waktu 3 bulan hingga proses kimia secara alami selesai.

“Eco enzyme memiliki beberapa kegunaan disamping dapat digunakan sebagai pupuk tanaman, cairan eco enzyme juga dapat digunakan untuk pembersih kloset, sabun cuci piring, obat kumur hingga pengusir tikus di rumah”, terang Mulia Andirfa.

Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat terus berlanjut agar semakin banyak Masyarakat yang peduli dan paham akan potensi ekonomi yang terkandung pada sampah. Sehingga disamping dapat menjaga kelestarian lingkungan, pengelolaan sampah yang baik dapat membantu ekonomi masyarakat.

Baca Juga