1. Beranda
  2. Inforial

Mengenal Penyebab dan Gejala Awal Stunting 

Oleh ,

KOALISI.co - Stunting masih menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia. Menurut target yang ditetapkan, pengurangan angka stunting hingga 14 persen di Indonesia harus tercapai pada tahun 2024.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang terjadi akibat kurangnya asupan gizi yang memadai dalam jangka waktu yang lama. Biasanya, masalah ini terkait dengan pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa meskipun proses stunting dimulai sejak dalam kandungan, kondisi ini baru terlihat saat anak mencapai usia 2 tahun.

Baca Juga: Peduli Stunting, Kejati Aceh Terima Penghargaan dari IHO

Menurut dr. Himawan Aulia Rahman dari RS EMC Tangerang, stunting disebabkan oleh kurangnya pemenuhan nutrisi yang tidak terjadi secara tiba-tiba.

Menurutnya, "Stunting tidak terjadi secara tiba-tiba. Secara umum, stunting disebabkan oleh kurangnya pemenuhan nutrisi. Kondisi ini dapat dimulai bahkan sejak janin masih berada dalam kandungan hingga dua tahun pertama kehidupan."

UNICEF mendefinisikan stunting sebagai persentase anak usia 0 hingga 59 bulan dengan tinggi badan di bawah standar minus (stunting sedang dan berat) atau minus tiga standar (stunting kronis).

Baca Juga: Menkeu Sebut APBN 2024 Fokus Turunkan Kemiskinan dan Stunting

Tinggi dan berat badan anak diukur menggunakan standar pertumbuhan anak yang ditetapkan oleh WHO.

Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik yang terhambat, tetapi juga menyebabkan perkembangan otak anak tidak optimal.

Penundaan perkembangan otak ini dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar anak serta berdampak pada prestasi belajar yang buruk.

Baca Juga: Pj Wali Kota Banda Aceh Ajak IDI Turunkan Angka Stunting

Dampak jangka panjang stunting dan kurang gizi kronis akan terasa pada individu hingga dewasa.

Stunting dan masalah gizi kronis sering kali dianggap sebagai faktor risiko untuk gangguan kesehatan seperti diabetes, hipertensi, obesitas, dan kematian akibat infeksi.

Penyebab Stunting

Menurut dr. Himawan, penyebab stunting meliputi kondisi sosioekonomi keluarga, praktik pemberian makan yang tidak tepat, dan infeksi atau penyakit kronis pada anak.

Kemenkes mengutip Adoption Nutrition dan menyebutkan beberapa faktor berikut sebagai penyebab stunting:

1. Kurang gizi kronis dalam jangka waktu yang lama.

2. Pertumbuhan yang terhambat dalam rahim.

3. Asupan protein yang tidak mencukupi dalam total kebutuhan kalori.

4. Perubahan hormon yang dipicu oleh stres.

5. Serangan infeksi pada usia dini.

Gejala Stunting

Untuk mencegah stunting, penting bagi masyarakat untuk mengetahui dan memahami gejala yang muncul pada anak.

Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah memeriksakan tinggi badan dan kondisi anak secara rutin di fasilitas kesehatan terdekat seperti dokter, bidan, posyandu, atau puskesmas.

Berikut adalah beberapa gejala stunting pada anak yang harus diwaspadai oleh orang tua, menurut Kementerian Kesehatan:

- Pertumbuhan tulang anak yang tertunda.

- Berat badan anak yang rendah dibandingkan dengan anak seusianya.

- Anak yang memiliki tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya.

- Proporsi tubuh anak yang terlihat normal, tetapi terlihat lebih kecil atau muda untuk usianya.

Baca Juga