Mengetahui Keunikan Provinsi Aceh dari Kacamata Pendatang
KOALISI.co - Membaca berita di belbagai media, kita disuguhkan dengan berbagai sudut pandang dalam melihat perkembangan Aceh saat ini. Secara garis besar, ada dua narasi yang berkembang, narasi pertama berasal dari Pemerintah Aceh dan narasi kedua berasal dari kalangan akademisi di luar pemerintah.
Data yang bersumber dari Pemerintah Aceh cenderung penuh optimisme dan berita positif, sedangkan analisis dari sumber di luar Pemerintah cenderung meragukan optimisme tersebut. Perbedaan sudut pandang ini sebenarnya sangat alami, seperti gelas setengah diisi air. Ada yang bilang gelasnya 'setengah penuh' dan ada yang bilang 'setengah kosong'.
Kedua pendapat tersebut dapat dibenarkan, meskipun berpotensi membingungkan orang awam yang membacanya. Perbincangan cukup hangat, misalnya dalam pemberitaan kepergian Trans Benua dari Kawasan Industri Aceh (KIA-red) Ladong.
Baca Juga: Daftar Destinasi Wisata Sejarah di Aceh yang Wajib Kita Kunjungi
Berita penuh optimisme di awal tahun terkait peningkatan realisasi investasi di Aceh tiba-tiba menguap dengan pemberitaan Trans Benua menarik alat-alat kerja dari KIA Ladong karena ketiadaan infrastruktur dasar seperti air bersih, listrik, dan lain-lain. Padahal Ismail Rasyid sebagai Chief Executive Officer (CEO) adalah putra asli Aceh.
Nah, berikut ini penjelasan tentang keunikan Provinsi Aceh dari kacamata pendatang.
Kaca Mata Pendatang Yang Netral
Berdasarkan pengalaman tinggal di Aceh selama hampir 2 tahun, Kami merasa bahwa kondisi provinsi paling barat Indonesia ini tidak terlalu buruk, tidak seperti yang digambarkan oleh orang-orang yang belum pernah berkunjung ke Aceh. Meski tidak terlalu buruk, masih banyak upaya yang perlu dilakukan Pemerintah Aceh untuk memajukan provinsi paling barat Indonesia ini. Mari kita masuk ke lebih detail.
Kondisi Jalan Sangat Bagus
Hal ini tidak berlebihan, kondisi jalan di Aceh jauh lebih baik dibandingkan rata-rata daerah lain di Indonesia, bahkan lebih baik dari kondisi jalan di pulau Jawa. Pembaca yang sering berkunjung ke kota Medan pasti bisa merasakan perbedaan kualitas jalan di Aceh dan Sumatera Utara begitu melintasi perbatasan.
Baca Juga: Mengenal Sejarah, Raja dan Kejayaan Kerajaan Aceh
Jarang Ditemui Kampung/Gampong Yang Kumuh
Banyak desa yang belum berkembang di Aceh, namun kondisi desa-desa tersebut relatif bersih dan tidak terlihat kumuh. Dan kondisi ini tidak hanya desa tetapi juga tempat ibadah (masjid). Bagi yang pernah beribadah di Masjid Raya Baiturrahman pasti akan merasakan suasana yang nyaman dan bersih, ditambah fasilitas parkir yang memadai.
Kami pernah beberapa kali salat di Masjid Istiqlal Jakarta, percaya atau tidak, kondisi Masjid Raya Baiturrahman lebih tertata rapi dibandingkan Masjid Istiqlal. Atau bagi pembaca yang pernah berkunjung ke Masjid Raya Al Mahsun Kota Medan, silahkan bandingkan sendiri.
Baca dihalaman selanjutnya >>>
Komentar