Bunda PAUD Aceh Ingatkan Tiga Elemen untuk Sukseskan Transisi PAUD-SD
KOALISI.co - Transisi dari lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) yang menyenangkan bukan hanya tentang mempersiapkan si anak, namun orangtua dan sekolah juga harus mempersiapkan diri untuk suksesnya transisi ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Bunda PAUD Aceh Ayu Marzuki, saat menyampaikan materi yang berjudul Penguatan Transisi PAUD-SD, pada Rapat Koordinasi Penguatan Pokja Bunda PAUD Kabupaten/Kota tahun 2023, di Ballroom Hotel Grand Permata Hati, Jum’at (25/8/2023).
“Suksesnya transisi PAUD-SD bukan semata memastikan kesiapan anak, tetapi orangtua dan sekolah juga harus mempersiapkan diri. Ketiga elemen ini adalah sebuah kesatuan yang akan menjamin suksesnya transisi PAUD-SD yang menyenangkan,” ujar Ayu Marzuki.
Baca Juga: Transisi PAUD ke SD, Penjabat Gubernur dan Bunda PAUD Aceh Tinjau SDN 1 Banda Aceh
Kepada para peserta rakor, Bunda PAUD Aceh juga mengingatkan untuk menyampaikan dan mensosialisasikan pada para Bunda pengajar PAUD di daerah, untuk memahami bahwa literasi bukan semata baca, tulis dan hitung.
“Lingkup kemampuan literasi lebih luas dari hanya sekedar baca tulis dan hitung. Baca tulis hanya variabel dalam literasi karena di sana ada visualisasi, analisa, imajinasi bukan sekedar baca tulis dan hitung. Karena itu, mengapa tes Calistung itu ditiadakan dan tidak diperbolehkan lagi, karena selain membebani anak usia dini, literasi yang hanya fokus pada calistung, justru akan mengikis kemampuan analisa dan imajinasi anak-anak,” kata Ayu Marzuki.
Pada kesempatan tersebut, Bunda PAID Aceh juga menyampaikan tentang pentingnya Enam Kemampuan Pondasi dalam Penguatan Transisi PAUD-SD. Yaitu Mengenal nilai agama dan budi pekerti. Melalui kemampuan mengetahui kegiatan ibadah sesuai agamanya dan nilai-nilai agamanya serta mampu menjalin interaksi yang baik dengan temannya.
Baca Juga: Bunda PAUD Aceh Bicara Pentingnya Imunisasi Lengkap di Aceh Singkil
Selanjutnya, Matang Kognitif yaitu kemampuan anak menyimak dan menyampaikan gagasan sederhana ataupun memahami kosakata waktu. Mengajarkan anak berhitung dan membaca tapi dengan cara yang menyenangkan.
Poin selanjutnya adalah Matang Emosi untuk kegiatan di lingkungan belajar. Kemampuan mempertahankan perhatian untuk mengikuti kegiatan di kelas dalam waktu pembelajaran yang sudah ditentukan. Anak-anak belajar mengolah emosi pada berbagai situasi di lingkungan belajarnya.
Selanjutnya, Keterampilan sosial. Seperti pembelajaran kemampuan mengucapkan permintaan maaf, terima kasih, salam ataupun mengucapkan tolong saat meminta bantuan. Sekolah mengajarkan anak gotong royong serta berkomunikasi yang baik.
Baca Juga: Bunda Literasi Aceh: Ayo Baca, Baca dan Baca
“Kata maaf, tolong, terima kasih, permisi. Ini adalah pendidikan dasar atau basic manner bagi anak-anak. Kata ini tidak hanya harus diajarkan di sekolah, tetapi lebih penting di rumah. Jika hanya didapatkan di sekolah dan si anak tidak mendapatkan pengajaran dan pengaplikasian kata-kata ini di rumah, maka tidak akan memberikan dampak yang maksimal bagi upaya kita mendidik adab kepada buah hati kita,” kata Ayu Marzuki.
Poin berikutnya adalah Belajar yang menyenangkan dan positif. Anak-anak mau mencoba kembali jika melakukan kesalahan, memiliki keingintahuan dengan mengajukan pertanyaan serta sangat senang jika datang dan belajar di sekolah.
Terakhir, Keterampilan motorik dan perawatan diri untuk belajar mandiri. Seperti kemampuan menjaga kebersihan diri dan mampu mengelola barang pribadi.
Baca Juga: Ibunda dan Hari Pertama Puasa [Edisi 1]
Dalam materinya, Bunda PAUD Aceh juga menyampaikan tentang Validasi emosi sebagai sebuah sarana penting untuk membuat anak lebih terkontrol.
“Agama kita mengajarkan, bahwa jika anak-anak kita menangis, maka kita harus memberikan waktu untuk si anak menyelesaikan tangisnya, baru kemudian kita dekati dan tanya apa keluhan atau sebab tangisnya. Validasi emosi ini adalah kemampuan mengekspresikan terhadap apa yang dirasakan. Setelah kita memberi waktu, baru kita jelaskan apakah yang disampaikan si anak itu sesuatu hal yang benar atau salah,” ujar Ayu Marzuki.
“Penting bagi kita semua mendidik anak sedini mungkin, sebaik mungkin demi mempersiapkan generasi-generasi emas Aceh dan Indonesia di tengah tantangan global saat ini. Jika salah, didik, maka ke depan generasi kita akan menjadi generasi yang lisannya agresif, perilakunya agresif, jempolnya juga agresif di jagad maya,” kata Ayu berpesan.
Baca Juga: Pj Gubernur Aceh: Kolektivitas Kunci Sukses Koperasi
Oleh karena itu, Ayu Marzuki mengajak seluruh peserta Rakor ini segera mensosialisasikan seluruh hasil rakor, terutama terkait PAUD serta Transisi PAUD-SD yang menyenangkan di daerah masing-masing.
Tak hanya Bunda PAUD, Ketua Pokja Bunda PAUD Aceh Mellani Subarni juga didapuk sebagai pemateri pada rakor ini. Wanita yang juga menjabat Ketua Dharma Wanita Persatuan Aceh itu menyampaikan materi berjudul Peran Pokja Bunda PAUD dalam Melakukan Advokasi. Mellani menjelaskan, Pokja Bunda PAUD mengajak orangtua untuk bekerjasama dengan Satuan Pendidikan PAUD dan SD.
Di antaranya, mengajak anak mengikuti perkenalan sekolah saat pembukaan pendaftaran bagi peserta didik SD agar anak dapat lebih familiar dengan lingkungan barunya. Membantu anak saat akan memulai rutinitas baru.
Selain itu, mendorong para orangtua untuk menceritakan kepada anak tentang kegiatan sehari-hari yang akan terjadi di sekolah seperti bermain dengan teman baru, mempunyai pekerjaan rumah, dan menunjukkan cara mempersiapkan tas sekolah. Para orangtua juga diharuskan menolong anak-anak untuk beradaptasi secara bertahap.
Selain itu, para orangtua juga diharuskan untuk membantu anak memahami hubungan relasi yang lebih luas, menjelaskan kepada anak tentang pengalaman baru memiliki teman baru dan guru baru, serta bagaimana berinteraksi dengan mereka, serta menyampaikan kepada anak bahwa guru di sekolah adalah pengganti orang tua selama di lingkungan sekolah, sehingga orang tua mendorong anak untuk selalu bertanya dan meminta bantuan apabila mereka mengalami kesulitan di sekolah.