Hasil Tangkapan Nelayan di Aceh Masih Rendah, BI Sarankan Optimalisasi Kapal Sitaan
KOALISI.co - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Achris Sarwani menegaskan bahwa sub sektor perikanan merupakan komponen penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar ketiga pada tahun 2020.
Namun, masih terdapat permasalahan pada sektor perikanan seperti ketersediaan kapal besar penangkap ikan di Aceh sehingga menimbulkan keterbatasan serta kualitas hasil tangkapan nelayan menjadi rendah.
“Peningkatan produktivitas dan kualitas ikan hasil tangkapan dapat dilakukan melalui optimalisasi kapal sitaan sebagai fishing vessel dan floating processing plant,” Saran Achris dalam forum diskusi percepatan pembangunan industri hilir di Aceh, Senin 21 Februari 2022.
Baca Juga: Bank Indonesia Gaungkan Edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah di Aceh
Selanjutnya, Achris memaparkan juga mengenai pentingnya korporatisasi nelayan dalam pembukaan unit pengolahan sehingga penanganan ikan dapat sesuai dengan standard. Pengembangan potensi yang dimiliki oleh Aceh tidak terlepas dari aspek pembiayaan.
Selain itu, sebagian besar ekspansi pembiayaan masih berada di sektor konsumtif. Dalam rangka pengembangan potensi melalui industri hilir, aspek pembiayaan harus didorong untuk sektor investasi.
Berdasarkan data penyaluran pembiayaan di Provinsi Aceh, pada triwulan IV Tahun 2021 masih didominasi oleh kredit yang bersifat konsumsi sebesar 55,11%, disusul modal kerja sebesar 31,38%, dan investasi sebesar 20,95%.
Baca Juga: Bank Indonesia Kawal Penyusunan Roadmap ETPD se-Aceh
“Angka tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pembiayaan masih belum bersifat produktif. Permasalahan penyaluran pembiayaan investasi di Aceh salah satunya disebabkan oleh sedikitnya proyek yang ada di Aceh,” terangnya.
Pengembangan industri pengolahan dapat meningkatkan serapan tenaga kerja sekaligus meningkatkan pembiayaan produktif.
“Adanya industri hilir akan mendorong peningkatan skala ekonomi melalui pengembangan usaha pendukung dibawahnya sehingga tercipta ekosistem usaha yang saling terintegrasi,” demikian Achris Sarwani.