1. Beranda
  2. News

Kisah Sukses Maulidi Peternak Ayam Bertelur di Aceh Jaya Melalui Pembiayaan Bank Aceh

Oleh ,

KOALISI.co - Bertekad memutuskan ketergantungan pasokan telur dari daerah lain, Maulidi memulai usaha yang jarang diperhatikan oleh orang lain dan dengan dukungan dari Bank Aceh, ia berhasil memproduksi pakan ayam sendiri.

Masih dalam keadaan buta saat pagi tiba, Maulidi bergegas menuju kandang ayam yang berjarak hanya sebatu lempar dari rumahnya. Ia mengumpulkan telur-telur dari bagian bawah kandang dan menatanya dengan rapi.

Sebelum matahari bersinar terang, semua telur yang dihasilkan oleh ayam-ayam peliharaannya sudah tersusun dengan baik dan siap dijual di Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya.

Baca Juga: Begini Cara Jadi Agen ActionLink Bank Aceh

"Populasi ayam di kandang saya sekitar 1.100 ekor, tetapi tidak semua ayam bertelur pada hari yang sama. Hanya sekitar 90 persen atau sekitar 1.000 telur per hari. Kira-kira 30 papan telur," kata Maulidi pekan lalu.

Maulidi adalah satu-satunya peternak ayam petelur di Gampong Ceuraceu, Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya. Sementara bisnis serupa di kampung itu dijalankan oleh sebuah badan usaha milik Gampong Ceuraceu. Bisnis ini dimulai oleh Maulidi pada bulan Januari 2022, yang ia mulai di atas lahan pribadinya.

Gampong Ceuraceu terletak sekitar 25 kilometer dari Keude Teunom, sebuah kawasan perdagangan yang cukup terkenal di wilayah Barat Selatan. Selain menjadi rute perlintasan utama dari Banda Aceh ke Meulaboh, masyarakat di daerah ini juga mencari berbagai kebutuhan di Keude Teunom.

Baca Juga: Kisah Sukses Warga Abdya Buka Usaha Kilang Padi Melalui Pembiayaan Bank Aceh

Namun, telur-telur dari kandang Maulidi seringkali tidak sampai ke Keude Teunom. Setiap hari, hasil panen telur tersebut disebarkan untuk masyarakat di Kecamatan Pasie Raya dan biasanya habis dalam waktu dua hari. Jika ada kelebihan stok, baru telur-telur itu dijual ke warung-warung di Keude Teunom.

Telur produksi Maulidi diminati oleh warga terutama karena kualitasnya yang unggul. Semua telur yang dijual oleh Maulidi selalu baru dan segar, berbeda dengan telur-telur yang diimpor dari luar daerah, terutama Sumatera Utara, yang jaraknya jauh dan memerlukan waktu lama untuk sampai ke Aceh Jaya.

Minat Maulidi dalam bisnis ayam petelur muncul setelah ia melihat kerabatnya menjalankan usaha serupa ketika sedang kuliah. Setelah mendapatkan gelar sarjana teknik mesin, ia mencoba peruntungan dalam bisnis yang sama dengan modal sendiri.

Baca Juga: Bank Aceh Dukung Edukasi dan Inklusi Keuangan Program Jaksa Masuk Dayah

Maulidi memulai usaha ini dengan membangun kandang ayam dan mengisi kandang tersebut secara bertahap sesuai dengan kemampuannya. Kapasitas kandangnya mencapai lebih dari 1.600 ekor ayam, tetapi pada awalnya ia hanya mampu mengisi kandang dengan 500 ekor ayam.

Total modal yang dikeluarkan oleh Maulidi untuk membeli ayam, vaksin, obat-obatan, dan pakan, di luar biaya pembangunan kandang, mencapai ratusan juta rupiah. Ayam-ayam yang ia beli tidak langsung mulai bertelur, sehingga Maulidi harus menunggu selama dua hingga tiga bulan agar ayam-ayam tersebut cukup umur untuk mulai menghasilkan telur.

Selama periode ini, Maulidi tetap mengeluarkan modal untuk membeli pakan ayam. Semua menjadi lebih mudah setelah ayam-ayam tersebut mulai bertelur, dan pendapatan dari penjualan telur digunakan untuk membeli pakan yang diproduksi oleh sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang produksi pakan ayam.

Baca Juga: Predikat Sangat Bagus, Bank Aceh Raih Penghargaan Infobank Award 2023

"Keinginan saya sederhana. Saya hanya ingin agar masyarakat kita tidak lagi bergantung pada pasokan telur dari luar," kata Maulidi.

Maulidi tidak menerima banyak bantuan untuk mengembangkan usahanya ini. Selain bantuan dari kerabatnya, ia mendapatkan modal dari Bank Aceh. Meskipun ada beberapa tawaran dari pihak lain, Maulidi lebih memilih untuk mengandalkan Bank Aceh.

Ia berharap agar uang masyarakat Aceh tetap berputar di Aceh dan menganggap prosesnya cepat serta angsurannya lebih terjangkau. Bantuan modal yang Maulidi terima dari Bank Aceh digunakan untuk membeli pakan ayam dan mesin perontok jagung.

Baca Juga: Majukan Kesejahteraan Masyarakat, Bank Aceh Dukung Kegiatan Pasar Tani

Proses pengajuan pembiayaan di Bank Aceh juga terbukti cukup mudah. Maulidi mengatakan bahwa petugas bank sangat membantunya dalam pengajuan pinjaman modal. Bahkan setelah pengajuan, petugas bank segera melakukan survei usahanya dan menyetujui permohonan bantuannya.

"Bank Aceh juga memberikan banyak masukan positif terkait pengelolaan usaha yang saya jalani," ujar Maulidi.

Maulidi bertekad untuk memproduksi sendiri pakan ayam, yang saat ini cukup sulit ditemukan. Sebelumnya, ia pernah mengalami keterlambatan pengiriman pakan ayam yang dipesannya, yang akhirnya mengakibatkan Maulidi harus mengurangi pakan ayam, yang berdampak pada produksi telur ayam yang berkurang hingga 50 persen.

Baca Juga: Marak Modus Penipuan Promo HUT, Bank Aceh Himbau Nasabah Waspada

Maulidi mengambil satu pelajaran berharga dari pengalaman tersebut, yaitu perlunya memproduksi pakan ayam sendiri, terutama karena semua bahan baku untuk pembuatan pakan ayam tersedia di Aceh Jaya.

Dengan memproduksi sendiri pakan ayam, Maulidi yakin dapat menjual telur ayam dengan harga lebih terjangkau dan juga memberikan keuntungan lebih besar kepada petani jagung dengan membayar harga lebih tinggi untuk jagung mereka.

Saat ini, Maulidi telah mempekerjakan dua orang karyawan yang bertanggung jawab membersihkan kandang dari kotoran ayam. Untuk menghindari bau yang tidak sedap dan masalah hama lalat, Maulidi menggunakan obat khusus.

Baca Juga: Pj Gubernur Lantik Direktur Operasional dan Direktur Kepatuhan Bank Aceh

Untuk meningkatkan produksi pakan ayam secara mandiri, Maulidi berencana untuk menambahkan beberapa mesin lainnya, terutama mesin yang dapat membentuk pakan ayam dengan ukuran sekecil biji kemiri.

"Dengan menjadi bank daerah, Bank Aceh telah membantu masyarakat Aceh untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan telur dari luar, Kami memulai dari yang kecil untuk mencapai kemandirian," pungkas Maulidi.

Baca Juga