1. Beranda
  2. News

Pengeroyokan Tiga Remaja Saat Tadarus di Bener Meriah, Ini Kata Polisi

Oleh ,

KOALISI.co - Masyarakat Kabupaten Bener Meriah dihebohkan dengan beredarnya video viral pengeroyokan tiga remaja yang sedang melakukan tadarus di sebuah masjid Kecamatan Bener Kelipah.

Menanggapi hal ini, Kapolsek Bandar Polres Bener Meriah, Ipda Gunawan AD, meminta masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.

Kapolsek menjelaskan bahwa peristiwa ini telah ditangani oleh pihak kepolisian dengan pendekatan mediasi bersama aparat desa dan keluarga korban serta pelaku.

Baca Juga: Enam Rumah di Bener Meriah Hangus Terbakar, Kerugian Diperkirakan Mencapai Rp700 Juta

"Kami terus berupaya mencari solusi terbaik agar kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Jika tidak ada kesepakatan, kami mempersilakan pihak keluarga korban menempuh jalur hukum yang berlaku," katanya, Rabu (5/3/2025).

Ia juga menegaskan bahwa aparat keamanan terus memantau perkembangan situasi dan mengimbau masyarakat agar tidak menyebarkan informasi yang dapat memperkeruh keadaan, tambahnya.

Pihak kepolisian memastikan bahwa langkah hukum akan ditempuh sesuai aturan yang berlaku jika mediasi tidak mencapai kesepakatan.

Baca Juga: Warga Bener Meriah Ditemukan Meninggal di Rumah Kebun

"Masyarakat diharapkan untuk tetap menjaga ketertiban dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar," terangnya.

Dijelaskan Kapolsek Bandar Polres Bener Meriah Ipda Gunawan, AD, kasus ini bermula pada Minggu (2/3/2025) malam dini hari.

Saat itu, tiga pelajar dari Kampung Bener Kelipah Selatan yakni Candra (16), Hairul Hadi (16), dan Ikram (16) menjadi korban pemukulan oleh lima pelajar dari Kampung Gunung Musara di sebuah masjid saat sedang melakukan tadarus.

Adapun pelaku berjumlah lima orang, yakni berinisial YN (16), TA (16), AK (16), RD (16), dan IN (16), yang merupakan warga Kampung Gunung Musara, Kecamatan Bener Kelipah.

Usai peristiwa tersebut, mediasi telah diupayakan oleh pihak kepolisian dan aparat desa dari kedua kampung untuk menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan, pada Selasa (4/3/2025).

Namun, situasi berubah tegang setelah ayah korban bernama Armansyah yang tidak terima anaknya dianiaya mengalami serangan jantung saat pertemuan berlangsung.

Menurut keterangan saksi, Armansyah awalnya datang dalam kondisi emosi. Saat aparat desa berusaha menenangkan, ia tiba-tiba mengalami sesak napas dan kemudian pingsan.

Pihak keluarga segera membawanya pulang dan mendapatkan pemeriksaan dari bidan desa setempat, namun nyawanya tidak tertolong.

Baca Juga