BJI Angkatan VI Dibuka, Ketua AJI Lhokseumawe Tekankan Taat Kode Etik
KOALISI.co- Kelas Basri Daham Journalism Institute (BJI) Angkatan VI resmi dibuka oleh Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Lhokseumawe Irmansyah di ruang kuliah kampus Pascasarjana Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Sabtu (23/09/2023).
BJI merupakan sekolah jurnalisme yang didirikan AJI Lhokseumawe pada tahun 2012. Untuk Angkatan VI, sebanyak 15 peserta mendaftar. Sebagian besar peserta merupakan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Lhokseumawe, dan sisanya baru saja meraih gelar sarjana. Sejumlah peserta Kelas BJI kali ini sudah bekerja sebagai jurnalis dalam satu-dua tahun terakhir.
Dalam sambutannya, Irmansyah berharap peserta Kelas BJI dapat menjadi teman baru AJI Lhokseumawe untuk bersatu dan bergerak bersama dengan elemen sipil lainnya di Aceh dalam upaya terus mendorong kemerdekaan pers dan kebebasan berekspresi.
Baca Juga: AJI Lhokseumawe Kembali Buka Pendaftaran Sekolah Jurnalistik BJI
“Kita berharap peserta baru BJI mengikuti kelas jurnalistik ini secara maksimal, karena teman-teman diharapkan nantinya menjadi jurnalis profesional. AJI Lhokseumawe menekankan pentingnya bagi jurnalis menaati Kode Etik Jurnalistik sebagai jalan untuk menjaga kepercayaan khalayak atau publik. Apalagi saat ini publik semakin cerdas dan kritis menyikapi pemberitaan,” ujar Irman.
Irmansyah menyebut di Kelas BJI tidak hanya diajarkan materi tentang menulis berita langsung, tapi juga feature, laporan mendalam, jurnalisme investigasi, dan jurnalisme lingkungan.
“Ketika teman-teman ini nanti menjadi jurnalis, termasuk yang sudah bekerja sebagai jurnalis, jangan membiasakan diri hanya menunggu siaran pers. Saya berharap jangan pula sekadar meliput untuk menulis berita langsung, dan tidak hanya mengutip pernyataan pejabat daerah dan aparat penegak hukum saja, misalnya. Namun, jurnalis harus rajin verifikasi, termasuk reportase, dan terus meningkatkan keterampilan bagaimana menggali data dan dokumen-dokumen penting menyangkut kepentingan umum,” tutur Irman.
Baca Juga: AJI Lhokseumawe Gelar Pelatihan Jurnalistik di Bulan Ramadan 2023
Menurut Irman, jurnalis di era digital ini dituntut multitasking, sehingga harus lebih kreatif dalam menghasilkan karya jurnalistik yang menarik, berkualitas, dan mencerdaskan publik. Termasuk bagaimana mendistribusikan produk jurnalistik tersebut melalui platform media sosial.
Direktur Eksekutif BJI Zaki Mubarak mengatakan peserta Kelas BJI kali ini akan dilatih sejumlah jurnalis profesional, termasuk kreator konten. Selain itu, Sekretaris AJI Lhokseumawe Jafaruddin akan berbagi pengetahuan tentang keamanan digital. BJI juga akan mengundang para mantan Ketua AJI Lhokseumawe untuk mengisi kelas jurnalistik ini.
“Kelas BJI selama empat bulan belajar di ruangan setiap Sabtu, termasuk praktik dan evaluasi, dilanjutkan magang dua bulan di media-media arus utama,” ujar Zaki.
Baca Juga: IJTI dan FJL Gelar Kemah Jurnalistik 2023 di Gunung Salak Aceh Utara
Zaki menyebut BJI telah melahirkan banyak jurnalis profesional yang bekerja di media lokal dan nasional. “Bahkan ada alumni BJI yang menjadi koresponden media internasional,” ucap Zaki.
Ayi Jufridar, Salah Satu Pendiri AJI Lhokseumawe, Berbagi Pengalaman dan Materi, usai pembukaan dan perkenalan antara pengurus BJI dengan peserta kelas jurnalistik itu, salah satu pendiri AJI Lhokseumawe Ayi Jufridar memaparkan materi “Memperkuat Nilai Ke-AJI-an: Deklarasi Sinargalih, dan Berdirinya AJI”.
Ayi juga banyak bercerita pengalamannya menjadi jurnalis sejak Aceh masih dalam konflik bersenjata. Dia menyemangati peserta Kelas BJI Angkatan VI dan menjawab setiap pertanyaan saat sesi diskusi berlangsung cukup intens.
Baca Juga: FISIP UMA Sukses Gelar Pelatihan Jurnalistik
“Saya setuju dengan Irman yang tadi menekankan pentingnya jurnalis menaati Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Jurnalis harus disiplin verifikasi dalam menguji setiap informasi. Taat kepada KEJ, itulah yang membedakan jurnalis dengan penulis di media sosial,” ujar mantan Ketua AJI Lhokseumawe itu.
Ayi juga berbagi materi “Sinergi Konten Media Massa dengan Media Sosial”, “Lingkaran Digitalisasi dan Ekonomi Media”, dan “Peran Ekonomi Media dalam Industri Media Massa”.