Kata Kadis ESDM Aceh Soal Fenomena Kekeringan di Kecamatan Lhoknga Aceh Besar

KOALISI.co - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Mahdinur memberikan penjelasan terkait fenomena kekeringan yang melanda Kecamatan LhokNga dan menjadi isu pada beberapa minggu terakhir.
Terkait kekeringan yang melanda tersebut, Mahdinur menyampaikan faktor utama penyebabnya adalah kemarau yang berkepanjangan yang telah terjadi sebagaimana pada tahun-tahun sebelumnya.
"Ketedapatan air tanah di Kecamatan Lhoknga sebagian besar berasal dari daerah karst pada media rekahan di bawah tanah, aliran air pada media rekahan ini sangat bergantung pada tingkat curah hujan dan tutupan lahan pada zona resapan," kata Mahdinur, Minggu (19/5/2024).
Baca Juga: SBA Kirimkan Bantuan Air Bersih untuk Warga Terdampak Kekeringan di Kecamatan Lhoknga
Mahdinur menyampaikan, berdasarkan data curah hujan yang disampaikan Kepala Stasiun Klimatologi, BMKG Indrapuri, data curah hujan di stasiun BMKG Lhoknga menunjukkan hampir setiap tahun terdapat curah hujan rendah. Khususnya awal tahun 2024 curah hujan rata-rata berada dibawah 100 mm.
Bahkan, sambungnya, di bulan Februari hanya 48 mm dan bulan April 60 mm, kondisi curah hujan yang rendah ini bahkan bersifat dibawah normal, ini menjadi penyebab utama terjadinya kekeringan pada beberapa sumber air di daerah karst Kecamatan Lhok Nga.
"Selain itu, penyebab lainnya yang dapat terjadi adalah perubahan tutupan lahan pada zona-zona resapan, tentu saja hal ini perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut oleh instansi terkait," terang Mahdinur.
Baca Juga: Dukung Program MBKM, Pemerintah Aceh Tandatangani MoU dengan Unida
Secara Hidrogeologis, berdasarkan beberapa kajian ilmiah yang dilakukan oleh BGR, Jerman pada tahun 2007 dan juga oleh Universitas Gadjah Mada pada tahun 2021, Sumber air pada Pucok Krueng yang berdekatan dengan desa Naga Umbang merupakan sebuah sistem hidrologi karst yang airnya terkoneksi dengan Gua Uleu.
"Gua Uleu sendiri merupakan bagian dari hutan lindung atau zona resapan pada lembah Lunto dengan arah aliran air tanah menuju ke Utara," ungkapnya.
Berdasarkan kajian tersebut juga diketahui bahwa zona resapan aliran Pucok Krueng berbeda dengan zona resapan lokasi PT Solusi Bangun Andalas (SBA) yang arah aliran air tanahnya menuju ke Barat atau menuju laut.
Baca dihalaman selanjutnya >>>
Komentar