Mendiskusikan Interseksionalitas Dalam Isu Gender dan Keadilan Sosial Aceh

Mendiskusikan Interseksionalitas Dalam Isu Gender dan Keadilan Sosial Aceh
Najwan Muhajir Al Ghazi, mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Uin Ar-Raniry. Dok. Ist.

KOALISI.co - Kegiatan Stadium General yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Politik FISIP UIN Ar-Raniry dengan tema "Menggali Interseksionalitas dalam Isu Gender dan Keadilan Sosial di Aceh," merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu gender dan keadilan sosial.

Dalam konteks Aceh, yang memiliki latar belakang budaya dan sosial yang kompleks, diskusi ini menjadi sangat relevan untuk mendorong perubahan positif.

Perubahan Pola Pikir sebagai Fondasi

Dessy Setiawaty dari Yayasan Kesejahteraan Perempuan Indonesia (YKPI) menekankan pentingnya perubahan pola pikir masyarakat sebagai langkah awal menuju kesetaraan gender.

Hal ini sangat krusial, mengingat banyaknya stereotip dan norma patriarkis yang masih mengakar kuat di masyarakat.

Mengedukasi individu tentang pentingnya kesetaraan gender tidak hanya akan memberdayakan perempuan, tetapi juga akan menciptakan kesadaran kolektif yang dapat mengubah dinamika sosial.

Ketika masyarakat memahami bahwa kesetaraan bukanlah ancaman bagi laki-laki, tetapi justru memperkuat komunitas secara keseluruhan, maka kita akan melihat kemajuan yang signifikan.

Kekerasan Berbasis Gender: Tantangan yang Harus Dihadapi

Diskusi mengenai kekerasan berbasis gender bermanfaat yang dimana tidak kita tahu. Angka kekerasan terhadap perempuan yang terus meningkat menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

Ini adalah panggilan untuk tindakan bagi semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas lokal.

Kebijakan yang lebih tegas dan program-program pendidikan yang menyasar anak-anak dan remaja harus menjadi prioritas untuk mengubah sikap dan perilaku yang mendukung kekerasan berbasis gender.

Menyediakan Akses untuk Kelompok Rentan

Seharus nya kita sebagai manusia harus memperhatikan dan melihat kepada kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas.

Karena fasilitas yang minim di berbagai fasilitas publik, termasuk kampus, mencerminkan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan mereka.

Generasi muda, terutama Gen Z, memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak perubahan dalam hal ini. Dengan semangat kerelawanan dan inovasi, mereka dapat menciptakan solusi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Kesimpulan: Arah Masa Depan

Secara keseluruhan, kegiatan ini menunjukkan bahwa ada harapan untuk menciptakan masyarakat Aceh yang lebih adil dan setara.

Dengan mendorong perubahan pola pikir, meningkatkan kesadaran akan kekerasan berbasis gender, dan menyediakan akses bagi kelompok rentan, kita dapat membangun fondasi yang kuat untuk keadilan sosial.

Mari kita dukung langkah-langkah ini agar semua individu di Aceh tanpa memandang gender atau kondisi dapat berkontribusi secara maksimal dalam pembangunan masyarakat.

Kesetaraan gender bukan hanya tanggung jawab perempuan ini adalah tanggung jawab bersama kita semua.

Penulis: Najwan Muhajir Al Ghazi, mahasiswa Program Studi Ilmu Politik Uin Ar-Raniry.

Komentar

Loading...