Nek Ti Usia 90 Tahun, Penjual Kue Khas Aceh Pergi Haji Tanpa Mahram

Penjual Kue Tradisional Aceh, Nek Ti Jamaah Haji Inspiratif Asal Pidie Jaya

KOALISI.co - Perempuan mandiri yang terampil membuat kue khas Aceh sejak muda sudah rajin membuat kue tradisional Aceh semacam kue keukara, dodol Aceh, meuseukat dan kue khas Aceh lainnya yang kemudian dijual dengan menitipkannya di warung kecil juga ke toko kue sekitar rumahnya.

Suaminya meninggal dunia di usia nya yang masih relatif muda meninggalkannya bersama satu orang anak.

"Lon kon ureung kaya tapi ureung gasien yang jeut peugot kueh dan meukat kueh bacut-bacut dan lon simpan laba jih untuk bloe meuh. Meuh nyan lon publoe untuk daftar haji," kata Nek Ti dikutip dari Kemenag Aceh, Rabu (14/5/2025).

Baca Juga: Wagub Aceh Minta Akses Tol untuk Jemaah Haji Dibuka Khusus Selama Musim Haji 2025

"Saya bukan orang berada tapi orang miskin yang bisa bikin kue dan jual kue sedikit demi sedikit hasil untungnya disimpan untuk beli emas. Emas itu yang saya jual untuk daftar haji"

Katidjah Ismail Adam atau biasa dipanggil sehari-hari dengan panggilan Nek Ti. Perempuan kelahiran tahun 1935 asal dari Meunasah Jurong Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya yang tahun ini mendapat panggilan berangkat haji setelah menunggu beberapa tahun tepatnya sejak ia mendaftar tahun 2018.

Ketika ada tim Kemenag bersama Keuchik (kepala desa) datang ke rumahnya, ia tidak menyangka bahwa kedatangan tersebut adalah membawa kabar baik bahwa dirinya mendapat panggilan untuk berangkat haji tahun ini. Akhirnya ia bisa mewujudkan cita-citanya melaksanakan ibadah haji ke tanah suci tahun 2025 Masehi atau 1446 Hijriyah.

Baca Juga: Biaya Perjalanan Haji 2025 untuk Embarkasi Aceh Rp46,9 Juta

Nek Ti merasa sangat bahagia luar biasa walaupun ia sempat bersedih karena harus berangkat ke tanah suci tanpa anak semata wayang yang menemaninya sejak kecil. Pasalnya adalah karena anak yang sangat disayanginya itu adalah anak tiri yang dibawa dan tinggal bersamanya sejak ia menikah dengan almarhum suaminya.

Namun ia menjadi faham dan menerima nasibnya berangkat haji tahun ini tidak bersama anaknya setelah mendapat penjelasan petugas dari Kankemenag Pidie Jaya dan ia yakin bahwa ini adalah kehendak Allah yang Maha Kuasa dan yakin pasti Allah beri jalan baik serta kemudahan untuk dirinya selama beribadah hingga kembali ke tanah air.

Ia memang tidak muda lagi dengan usia sudah 90 tahun, fisik yang sudah mulai lemah terlebih lagi ia pernah patah kaki akibat mengalami jatuh beberapa tahun lalu dan harus menjalani pengobatan serta terapi agar ia bisa berjalan kembali meskipun dengan pelan dan terkadang harus dibantu dengan tongkat.

Baca dihalaman selanjutnya >>>

Selanjutnya 1 2

Komentar

Loading...