BI Aceh Ajak Ibu-Ibu Kelola Pangan Cerdas Lewat Dapur Cerdas Inflasi 2025

Chef Muhammad Idris memandu peserta dalam kegiatan Cooking Class “Dapur Cerdas Inflasi” yang digelar oleh Bank Indonesia Provinsi Aceh bersama TPID Aceh di Banda Aceh, Jumat 10 Oktober 2025.

KOALISI.co - Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Aceh, TP PKK Provinsi Aceh, dan TP PKK Kota Banda Aceh, menggelar kegiatan Cooking Class bertajuk Dapur Cerdas Inflasi 2025 di Kuala Village Restaurant, Banda Aceh, pada Jumat, 10 Oktober 2025.

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 75 peserta yang sebagian besar terdiri dari ibu rumah tangga, anggota PKK, dan pelaku UMKM lokal.

Acara dibuka oleh Kepala Tim Implementasi Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKDA) Bank Indonesia Provinsi Aceh, Lenny Novita, serta dihadiri oleh Ketua TP PKK Kota Banda Aceh, Dessy Maulidha Azwar, perwakilan TP PKK Provinsi Aceh, IWABA (Ikatan Wanita Perbankan Aceh), PIPEBI (Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia), IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Aceh, dan pelaku UMKM Lampuuk.

Baca Juga: Meuseuraya Festival 2025 Resmi Ditutup, BI Aceh Banggakan Capaian Rp2,5 Miliar Transaksi UMKM

Kegiatan memasak ini dipandu oleh Assistant Executive Chef Hermes Palace Hotel, Chef Muhammad Idris, yang memperkenalkan menu khas Ikan Kerapu Kari Aceh menggunakan bahan pangan lokal yang hemat, bergizi, dan mudah didapat.

Kepala Tim KEKDA BI Aceh, Lenny Novita, menyampaikan bahwa program Dapur Cerdas Inflasi merupakan bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

“Melalui kegiatan ini, kami ingin memberikan edukasi praktis bagi masyarakat, terutama ibu rumah tangga, tentang cara mengelola bahan pangan lokal secara cerdas, hemat, dan tetap bergizi,” katanya.

Baca Juga: BI Aceh: QRIS Fun Walk Dorong Masyarakat Semakin Nyaman dengan Transaksi Digital di Meseuraya Festival 2025

Menurut Lenny, peran perempuan dalam menjaga kestabilan harga pangan sangat penting. “Dengan berbelanja bijak, memasak kreatif, dan memanfaatkan bahan lokal, ibu-ibu sebenarnya telah ikut menjaga stabilitas inflasi di daerah. Jadi, pengendalian inflasi bukan hanya tugas pemerintah, tapi juga gerakan bersama dari dapur rumah tangga,” ujarnya.

Ia menambahkan, cabai, bawang merah, dan tomat masih menjadi komoditas penyumbang utama inflasi di Aceh. Karena itu, BI mengedukasi masyarakat untuk menggunakan bahan olahan seperti cabai kering, bubuk, atau pasta agar lebih awet dan efisien. “Langkah kecil seperti ini bisa membantu menekan permintaan bahan segar saat harga naik,” tambahnya.

Dalam kegiatan tersebut, BI Aceh juga memperkenalkan empat langkah Belanja Bijak, yaitu, Bijak Membeli: Belilah sesuai kebutuhan dan hindari penimbunan, Bijak Memilih: Gunakan bahan lokal yang hemat, awet, dan sehat, Bijak Konsumsi: Konsumsi secukupnya dan hindari pemborosan makanan, Bijak Bertransaksi: Gunakan QRIS untuk transaksi non-tunai yang Cepat, Mudah, Murah, Aman, dan Handal (Cemumuah).

Baca Juga: BI Aceh Perkuat Stabilitas Ekonomi dan Digitalisasi Pembayaran pada 2025

Ketua TP PKK Kota Banda Aceh, Dessy Maulidha Azwar, mengapresiasi inisiatif BI Aceh yang mampu menggabungkan kegiatan kuliner dengan edukasi ekonomi. “Melalui program ini, kami ingin menunjukkan bahwa dapur bukan hanya tempat memasak, tapi juga pusat edukasi keluarga dalam menjaga ekonomi rumah tangga,” ujarnya.

Dessy juga mengajak masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, untuk aktif mendukung gerakan pengendalian inflasi dengan langkah sederhana seperti menanam cabai di pekarangan rumah, membuat stok bahan olahan saat harga turun, dan memprioritaskan produk lokal Aceh.

Bank Indonesia Aceh berharap Dapur Cerdas Inflasi 2025 dapat meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa pengendalian inflasi adalah tanggung jawab bersama. Melalui kolaborasi antara BI, TPID, PKK, dan pelaku UMKM, program ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan daerah sekaligus mendorong kemandirian ekonomi rumah tangga di Aceh.

Komentar

Loading...