1. Beranda
  2. Pendidikan

PEMA FISIP UMA Sukses Menggelar Acara “Pesta Lima Prinsip” untuk Memperingati Hari Lahir Pancasila

Oleh ,

KOALISI.co - Pemerintahan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Medan Area (PEMA FISIP UMA) sukses mengadakan acara "Pesta Lima Prinsip" untuk memperingati Hari Lahir Pancasila.

Ketua Panitia, Kristian Amos Sofian Sinurat menjelaskan bahwa kegiatan ini dimulai dari keprihatinan dirinya dan teman-teman di PEMA tentang hilangnya nilai-nilai Pancasila di kalangan mahasiswa.

Terutama di era masyarakat 5.0 ini, di mana perkembangan teknologi cenderung merusak semangat gotong-royong dan seringkali memicu perpecahan karena perbedaan pilihan dan keyakinan.

Baca Juga: FISIP UMA Sukses Gelar Pelatihan Jurnalistik

"Kegiatan ini kami selenggarakan untuk menjaga agar nilai-nilai moral Pancasila tetap kuat di kalangan mahasiswa, sambil memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni setiap tahunnya," ujarnya dalam sambutan di acara yang diadakan di Kampus UMA, Jalan Kolam No 1 Medan Estate.

Umar Y R Lubis, Alumni FISIP UMA, sependapat bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai identitas nasional tidak boleh memudar, meskipun di tengah perkembangan zaman.

Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa kampus perlu merespons tantangan zaman dengan merekonstruksi sistem pembelajaran yang ada, sehingga dunia industri dan Pancasila tidak bertentangan.

Baca Juga: FISIP UMA Sukses Gelar Pelatihan dan Simulasi Public Relations Dalam Sosialisasi Pemilu 2024

Dr. Dedi Sahputra, M.A., Wakil Dekan Bidang Inovasi Kemahasiswaan dan Alumni, mengapresiasi kinerja panitia dan mengakui bahwa kegiatan ini memiliki makna penting, karena mengingatkan kita untuk menjaga dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

"Meskipun berbeda kepentingan, Pancasila menyatukan melalui lima prinsip yang disepakati bersama. G30S PKI pernah menggugat Pancasila. Kegiatan ini menjadi titik balik untuk mengingat lima nilai Pancasila: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pancasila membangkitkan semangat kemajuan dan perkembangan," tegasnya.

Muhammad Yaseer Arafat, Mantan Ketua IMAJINASI FISIP UMA, menyatakan bahwa acara ini merupakan bukti eksistensi organisasi intra kampus sebagai wadah bagi mahasiswa untuk berkembang dan mengungkapkan diri.

Baca Juga: Perusahaan Media dan Produk Jurnalistik Harus Berkualitas

Ia berharap agar kampus memberikan waktu yang lebih fleksibel untuk kegiatan mahasiswa, sehingga tidak mengganggu jadwal perkuliahan.

"Pesta Lima Prinsip" menyajikan beragam acara, termasuk pembacaan naskah Pancasila secara bersama oleh Wakil Rektor III, penampilan Marching Band UNIMED, tarian daerah, atraksi bela diri, bazaar, dan dialog publik.

Kemeriahan acara semakin terasa saat One Blood Band membawakan lagu lawas "Pesawat Tempurku" karya Iwan Fals, serta penampilan Gabriel and Abangan Band dengan lagu "Beautiful - Cherrybelle" yang diaransemen dengan nuansa rock.

Baca Juga: Media Sosial Miliki Kekuatan Rubah Pola Bermedia Masyarakat

Acara ini dihadiri dan dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Inovasi Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Rizkan Zulyadi, S.H., M.H.; Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan, Alumni, dan Informasi (BAKAI) UMA, Sri Irawati, S.Sos., MAP; Kepala Pusat Promosi UMA, Dr. Wan Suryani, S.E., M.Si; Wakil Dekan Bidang Inovasi Kemahasiswaan dan Alumni FISIP UMA, Dr. Dedi Sahputra, M.A.; serta pengurus BEM se-kawasan.

Selain itu, acara juga menyelenggarakan Dialog Publik dengan tema "Eksistensi Pancasila di Tengah Era Global dalam Kehidupan Sehari-Hari”.

Dialog ini melibatkan Wakil Rektor Bidang Inovasi Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Rizkan Zulyadi, S.H., M.H.; Dosen Senior FISIP UMA, Drs. Bahrum Jamil, M.AP, dan Dr. Rudi Salam Sinaga, S.Sos., M.Si; serta Ketua DPW Serikat Praktisi Media Indonesia Sumut (SPMI Sumut), Rosen Jaya Sinaga, yang dimoderatori oleh Rezki Aulia, S.I.Kom., M.I.Kom.

Baca Juga: Dewan Pers: Mahasiswa Harus Jadi Jurnalisme Berkualitas

Rizkan Zulyadi, yang juga merupakan anggota Tim Pengurus Pusat Kajian Pancasila dan Kebangsaan se-Indonesia, mengajak para peserta, yang terdiri dari puluhan siswa dan mahasiswa, untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dalam aktivitas sehari-hari, guna menghindari perpecahan akibat hoaks dan ujaran kebencian.

"Ketergantungan milenial dan Gen-Z pada media sosial mengancam Sila ke-3 Persatuan Indonesia jika terpengaruh hoaks dan ujaran kebencian. Pentingnya toleransi terhadap perbedaan, karena kita tetap satu. Jangan terjebak dalam 'Vox Populi Vox Netizen' (Suara Rakyat, Suara Netizen),” tegasnya.

Rudi Salam Sinaga, Dewan Penasihat Pemuda Pancasila Sumut, menambahkan bahwa perlu ada filtrasi agar konten negatif di media sosial tidak berdampak buruk pada generasi muda.

Baca Juga: Etika Guru Dalam Berkomunikasi Penting

"Kita memang belajar teknologi lebih cepat selama pandemi, tetapi kita perlu menyaring konten yang kita terima agar tidak berdampak negatif," jelasnya.

Akademisi Senior Bahrum Jamil dan Praktisi Media Rosen Jaya Sinaga juga setuju bahwa penerapan Pancasila tidak tergantung pada tingkat intelektual seseorang, tetapi lebih kepada penghargaan terhadap landasan nilai di mana mereka berdiri.

"Sebagai negara berdaulat dengan ideologi khas bernama Pancasila, Indonesia perlu menjaga keberadaan Pancasila," demikian mereka menekankan.

Baca Juga